Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menjelaskan perihal pembagian bingkisan yang dilakukan Presiden Joko Widodo dari dalam mobil saat kunjungan kerja.
Menurut Romi sapaan Romahurmuziy, pembagian bingkisan merupakan hal yang wajar. Pihak yang mengkritik pembagian itu disebut tidak paham konteks.
"Bagi yang tidak setuju karena cara pemberian, saya kira mereka tidak mengetahui persis bagaimana konteksnya," kata Romi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Jokowi membagikan bingkisan ke warga dari dalam mobil menjadi sorotan setelah akun twitter @DPP_PPP mengunggah video kegiatan itu.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, Romi terlihat merekam Jokowi sedang melempar sejumlah bungkusan dari dalam mobil yang ditumpanginya.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai, cara Jokowi tersebut cenderung primitif, tidak manusiawi, dan dapat merusak nama baik Indonesia di mata dunia.
Menurut Fadli, tindakan Jokowi tidak boleh diteruskan karena memalukan dan tidak menggambarkan bangsa Indonesia yang beradab.
"Saya kira itu hentikanlah, itu memalukan. Seorang presiden melempar barang atau apa dari dalam mobil, ini aduh, agak primitif," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
Romi menyebut apa yang dilakukan Jokowi merupakan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak menjadi Wali Kota Solo.
Ia lantas bercerita soal video yang diunggah @DPP_PPP tersebut.
Menurut Romi, saat itu Jokowi membagikan bingkisan dari dalam mobil karena keterbatasan waktu. Sementara masyarakat telah menunggu Jokowi di sepanjang jalan.
"Karena tahu kebiasaan Presiden, kemudian masyarakat minta kaos, minta alat tulis, dan mereka berteriak-teriak. Maka saya senyum-senyum apa yang terjadi," katanya.
Romi menyebutkan, karena kebiasaan Jokowi yang membagikan bingkisan kepada masyarakat, maka di dalam mobil banyak dipenuhi kaos, alat tulis dan banyak barang lainnya.
"Saya kira itu bukan hal yang perlu dikritisi. Dalam demokrasi ada yang setuju dan tidak, itu biasa," ujarnya.
(wis/sur)