Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto tak ambil pusing soal hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo berada di bawah 50%.
Menurutnya, survei terhadap kandidat calon presiden maupun calon wakil presiden sah-sah saja dilakukan dalam perhelatan demokrasi elektoral.
"Ya, setiap survei bebas menyampaikannya, terserah saja," kata Hasto di kantor The Wahid Institute, Jakarta Pusat, Senin (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Hasto akan mempermasalahkan jika survei tersebut justru dijadikan alat pengungkit untuk mendukung elektabilitas pihak-pihak tertentu.
Hasto berpesan bahwa lembaga survei juga harus transparan mengenai metodologi penelitian dan pengukuran yang dapat mempengaruhi hasil survei.
"Survei harus menunjukkan apakah ada afiliasi kepentingan politik tertentu atau tidak, siapa yang memberi modal," ucap Hasto.
Hasto juga mengklaim bahwa rakyat telah merasakan manfaat kerja dari pemerintahan Jokowi.
"PDIP percaya bahwa survei yang faktual itu apa yang dirasakan rakyat terhadap pimpinannya," pungkas Hasto.
Jokowi dalam survei tersebut LSI Denny JA, pekan lalu, tercatat hanya memiliki elektabilitas 48,50 persen meski berstatus petahana. Idealnya, menurut LSI Denny JA, petahana maju dengan elektabilitas lebih dari 50 persen.
LSI Denny JA juga mencatat ada 41,20 persen responden atau hampir mayoritas memilih calon presiden selain Jokowi di Pilpres 2019.
"Sebagai petahana, itu suatu angka yang tidak terlalu ideal. Angka pemilih secara umum juga melirik capres lain," ujar Peneliti LSI Adjie Alfaraby pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (2/1).
Terdapat empat nama kompetitor potensial Jokowi yang dinilai berdasarkan popularitas di masyarakat dalam survei tersebut. Nama-nama tersebut adalah Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.
Data tersebut dihimpun berdasarkan survei terhadap 1.200 responden pada 7-14 Januari 2018. Mereka dimintai pendapatnya lewat wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode
multistage random sampling dengan
margin of error plus minus 2,9 persen.
(wis)