Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengklaim telah menjalin koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Sultan Hamengkubuwono X selaku gubernur, sebelum peristiwa kekerasan terjadi di Gereja Lidwina Bedog.
Tjahjo mengatakan telah berkoordinasi dengan Pemprov D.I. Yogyakarta dalam rangka memantau dinamika masyarakat belakangan ini.
"Pada awal sebelum kejadian, kami juga sudah mendiskusikan dengan Pak Gubernur untuk mencermati gelagat perkembangan dan dinamika yang muncul di sejumlah daerah, termasuk yang ada di Yogyakarta khususnya," kata Tjahjo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, peristiwa kekerasan terjadi begitu saja.
Tjahjo mengaku sedih dengan terjadinya peristiwa tersebut. Menurutnya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab untuk saling menghargai satu sama lain dan menjaga kebinekaan yang ada.
Setiap anggota masyarakat, lanjut Tjahjo, juga berhak menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal tersebut dijamin oleh Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu, dia sangat menyayangkan peristiwa di Gereja Lidwina Bedog yang mana terjadi saat jemaat tengah melangsungkan ibadah.
"Semoga ini yang terakhir, tidak kembali berulang," tutur Tjahjo.
Tjahjo pun meminta kepada masyarakat agar menjaga kerukunan yang telah tercipta. Tidak ada hal yang dapat dijadikan alasan untuk merusak kerukunan dan kedamaian, apalagi jika berkaitan dengan aspek keagamaan.
Dia berharap masyarakat sadar bahwa kerukunan dalam keberagaman merupakan hal berharga yang harus dijaga. Bukan malah sebaliknya.
"Sebagaimana arahan Bapak Presiden (Joko Widodo), mari kita menjaga kerukunan umat beragama," katanya.
Mengenai identitas pelaku kekerasan yang diduga terpapar radikalisme, Tjahjo enggan berkomentar. Dia juga mempercayakan kepada kepolisian untuk mengusut kasus tersebut hingga pemberian hukuman yang laik kepada pelaku.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menindak dan mengusut," ucapnya.
Peristiwa kekerasan bernuansa agama baru saja kembali terjadi. Gereja Katolik Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta yang kali ini menjadi sasaran.
Gereja tersebut diserang oleh pelaku bernama Suliyono dengan menghunus pedang pada Minggu pagi pukul 07.30 WIB (11/2). Jemaat yang tengah beribadah sontak berlarian menyelamatkan diri kala Suliyono mulai mengayunkan pedang ke para jemaat dihadapannya.
Dalam peristiwa tersebut, Pelaku melukai empat orang yang tengah beribadah dengan sabetan pedang. Polisi lantas menembak Suliyono karena tidak kunjung berhenti menyerang jemaat dan petugas.
(pmg)