Densus 88 Periksa Penyerang Gereja Lidwina Sleman

CTR | CNN Indonesia
Senin, 19 Feb 2018 14:41 WIB
Penyerang gereja Santa Lidwina diperiksa oleh Densus 88 di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, setelah diterbangkan dari Yogyakarta.
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (11/2). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi memeriksa Suliyono, penyerang Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, di Markas Komando Brimob, kelapa Dua, Depok, Senin (19/2).

"Dibawa dan diperiksa di Mako Brimob oleh Densus (Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri," kata Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/2).

Setyo belum dapat menjelaskan secara rinci tentang pemeriksaan Suliyono. "Nanti infonya. Nantilah jangan cepat-cepat baru kemarin dibawa ke Jakarta," kata Setyo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum dibawa ke Jakarta, Suliyono telah menjalani pemeriksaan di Mapolda Yogyakarta. Namun, Kapolda Yogyakarta Brigadir Jenderal Pol Ahmad Dhofiri mengatakan Densus 88 masih memerlukan pendalaman lagi terhadap pelaku, khususnya terkait motif pelaku melakukan penyerangan.

"Sehingga terkait motifnya seperti apa saya belum bisa menjelaskan karena masih butuh pendalaman. Tentunya yang melakukan pendalaman lebih lanjut adalah Densus 88," kata Dhofiri.
Suliyono menyerang Gereja Santa Lidwina Bedog di Jalan Jambon Trihanggo nomor 3 Gamping, Trihanggo, Sleman Minggu (11/2). Suliyono telah tinggal di Yogyakarta lima hari sebelum mengamuk di Gereja Santa Lidwina dan melukai empat orang.

Dari hasil penelusuran polisi, Suliyono tercatat pernah singgah di sejumlah wilayah di Indonesia. Setyo berkata, Suliyono menempuh pendidikan SMP di Banyuwangi, Jawa Timur kemudian SMA di Morowali, Sulawesi Tengah dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Palu, Sulawesi Tengah.

Suliyono juga aktif di sejumlah organisasi keagamaan yang memiliki akidah berbeda-beda. Dia pernah tiga kali gagal saat berupaya membuat paspor untuk berangkat ke Suriah.

Kegagalan itu disebabkan oleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suliyono yang tidak bisa diterima oleh Kantor Imigrasi.
(ugo/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER