Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei lembaga Alvara Research Center menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo masih unggul atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jika Pemilu Presiden dilaksanakan hari ini.
"Jokowi akan memperoleh suara terbanyak. Elektabilitas Jokowi sebesar 46,1 persen diikuti Prabowo 26,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,2 persen, dan Gatot Nurmantyo 1,4 persen," kata Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali, di Jakarta, Jumat (23/2).
Sedangkan sebanyak 15,9 persen responden survei belum memutuskan pilihannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hasanuddin, hasil survei juga menunjukan bahwa mayoritas responden masih menginginkan Jokowi untuk kembali memimpin pada periode 2019-2024.
"Harapan publik Indonesia apakah menginginkan Jokowi memimpin kembali ada di angka 68,4 persen dan sisanya 31,8 persen tidak menginginkan kembali," katanya.
Dukungan tersebut, kata Hasanuddin, paling banyak berasal dari daerah Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Sementara, daerah Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua tidak menginginkan Jokowi memimpin kembali.
 Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Popularitas JokowiSelain dari sisi elektabilitas, Hasanuddin melanjutkan, Jokowi juga unggul dalam hal popularitas.
Mantan Wali Kota Solo itu meraih angka 98 persen, disusul Prabowo 94,8 persen, Jusuf Kalla 73,1 persen, AHY 71,9 persen, dan Anies Baswedan 64,9 persen.
"Dari sisi popularitas hanya ada dua nama yang kuat, yaitu Jokowi dan Prabowo," kata dia.
Jokowi dan Prabowo, kata Hasanuddin, juga merupakan tokoh bakal capres yang dianggap paling layak dan disukai publik.
Jokowi disukai oleh 62,8 persen pemilih dan dianggap layak oleh 59,8 persen pemilih.
"Prabowo disukai oleh 52,9 persen pemilih dan dianggap layak oleh 46,2 persen pemilih. Tokoh lain yang disuka dan dianggap layak jadi capres jaraknya masih jauh," imbuhnya.
Jika disimulasikan dalam duel satu lawan satu atau
head to head, Jokowi masih tetap unggul atas Prabowo, Anies, maupun Gatot.
"Lawan terberat Jokowi dalam berbagai skenario simulasi masih Prabowo yang selalu di peringkat kedua," ujar dia.
Dalam survei ini, Hasanuddin menjelaskan ada tiga pertimbangan utama pemilih dalam memilih sosok capres, yaitu jujur, dekat dengan rakyat dan bebas korupsi.
Survei Alvara dilakukan dari 17 Januari sampai 7 Februari 2018 dengan melibatkan 2.203 responden melalui wawancara tatap muka dan kuesioner.
Survei ini menggunakan metode
multistage random sampling dengan
margin of error sebesar 2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan serentak di seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan data penduduk dari Badan Pusat Statistik.
Sebelumnya, survei Poltracking Indonesia mengungkapkan bahwa Jokowi dan Prabowo masih menjadi kandidat terkuat calon presiden 2019.
Dalam simulasi
head to head kedua calon, elektabilitas Jokowi lebih unggul sebesar 57,6 persen dibandingkan Prabowo 33,7 persen.
Di samping itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pada Januari, mengungkapkan keunggulan Jokowi dalam hal elektabilitas dengan angka dukungan 48,5 persen. Sedangkan, gabungan capres lainnya hanya meraih 41,2 persen dukungan.
(arh/asa)