Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra. Dalam operasi senyap tersebut, tim KPK turut menangkap calon gubernur Sulawesi Tenggara Asrun dan sejumlah pihak lainnya.
"Iya (ada Asrun dan Wali Kota Kendari Adriatma). Diamankan pagi tadi, dini hari tadi," Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Sunarto saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (28/2).
Sunarto mengatakan ada sekitar tujuh orang, termasuk Adriatma dan Asrun yang dibawa tim KPK ke Polda Sulawesi Tenggara untuk dilakukan pemeriksaan awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang ditangkap tim KPK masih saat ini menjalani pemeriksaan.
"Masih dilakukan pendalaman di Ditreskrim Polda Sultra," tuturnya.
Sumber
CNNIndonesia.com di KPK membenarkan penangkapan Adriatma dan sejumlah pihak lainnya.
Dari informasi yang dihimpun Adriatma diduga terlibat suap-menyuap dengan pihak swasta. Namun, belum diketahui secara pasti suap tersebut terkait proyek apa dan berapa nilai suapnya.
Asrun merupakan ayah dari Adriatma. Dia memimpin Kota Kendari selama dua periode, yakni 2007-2012 dan 2012-2017. Asrun kemudian 'menyerahkan' kursi Kendari 1 pada Adriatma yang terpilih bersama pasangannya Sulkarnain Kadir pada Pilkada serentak 2017.
Asrun kini maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub Sulawesi Tenggara 2018 bersama Hugua. Mereka berdua diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hanura dan Partai Gerindra.
(gil)