Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen Partai Solidaris Indonesia (
PSI) Raja Juli Antoni terlibat perseteruan dengan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon hingga menjadi sorotan publik.
Hal itu bermula dari tindakan Fadli Zon yang melaporkan kader PSI, Ananda Sukarlan ke Badan Reserse Kriminal Polri. Fadli melaporkan Ananda karena diduga menyebarkan berita bohong melalui akun Twitter-nya.
Fadli tidak terima dengan Ananda karena disebut pernah bertemu dengan anggota Muslim Cyber Army, kelompok yang kerap dikaitkan dengan penyebar isu provokatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum Ananda dilaporkan ke kepolisian, Sekjen PSI Raja Juli Antoni membela Ananda melalui akun Twitter-nya. Antoni mengatakan Ananda akan dilaporkan oleh pembuat hoaks. Akan tetapi, Antoni tidak menyebut nama tertentu sebagai penyebar hoaks.
Seolah tidak terima, Fadli merasa dituduh sebagai penyebar hoaks oleh Antoni. Dia lantas menanyakan sosok penyebar hoaks yang dimaksud Antoni.
"Sekali lagi saya tanya Bro @AntoniRaja dan tolong dijawab kalau memang gentlemen: apakah anda sedang menuduh saya tukang buat hoax tiap hari? Ayo jangan pengecut," kata Fadli melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (2/3).
Alih-alih mengklarifikasi maksud cuitannya, Antoni justru menunggu reaksi Wakil Ketua DPR itu. Fadli lalu ingin memperpanjang urusannya dengan Antoni hingga ke kepolisian.
"Pertanyaan berikutnya kita harapkan dari penyidik saja ya untuk menguji tuduhan Anda. Minggu depan saya laporkan @BareskrimPolri," tulis Fadli dalam akunnya @fadlizon, Sabtu (3/3) pukul 22.35 WIB.
Antoni bergeming. Dia tetap tidak mengklarifikasi maksud cuitannya. Antoni seolah tidak menghiraukan gertakan Fadli dan menanti Fadli melaporkan dirinya ke kepolisian.
"Thanks bila Fadli Zon bersedia membuat laporan, agar terbuka semua ke publik. Saya percaya profesionalisme polisi yang keren. Saya terharu nih menunggu," ujar Antoni melalui akun Twitter miliknya, Minggu (4/3).
 Sekjen PSI Raja Juli Antoni dilaporkan Fadli Zon ke polisi. (Detikcom/Ari Saputra) |
Perseteruan Antoni dengan Fadli itu dianggap membawa keuntungan bagi PSI. Hal itu disampaikan Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Menurutnya, Antoni tengah menjalankan misi meningkatkan popularitas partainya.
Adi berpendapat Antoni bisa saja menyudahi perdebatan dengan Fadli di Twitter. Caranya dengan mengklarifikasi bahwa penyebar hoaks itu bukan Fadli. Selama berseteru, Antoni memang tidak menyebut nama Fadli secara gamblang.
Namun, Antoni tidak melakukan hal tersebut. Adi menilai Antoni sengaja memperpanjang urusan dengan Fadli agar mendapat simpati masyarakat.
"Dengan begitu Raja Juli Antoni dilihat
gentlemen karena tidak ciut menantang Wakil Ketua DPR," ucap Adi kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (4/3).
"Apalagi Fadli ini sering menjadi sorotan karena ucapannya. Tentu bakal banyak yang mengapresiasi sikap Raja Juli Antoni itu sebagai sikap positif yang baik," lanjutnya.
Di sisi lain, lanjut Adi, Antoni juga sedang menunjukkan bahwa seluruh kader partainya memiliki solidaritas yang tinggi. Termasuk terhadap kader yang akan menghadapi proses hukum.
Sikap Antoni yang membela Ananda Sukarlan seolah ingin menunjukkan bahwa karakter kader PSI sesuai dengan identitas partai yang menggunakan kata solidaritas.
Adi menilai solidaritas yang tampak bukan hanya membela, bahkan ikut dilaporkan ke polisi pun tak jadi masalah.
"Ajang membuktikan bahwa kader Partai Solidaritas Indonesia memang punya rasa solidaritas," ujar Adi.
Adi mengatakan, apabila urusan dengan Fadli berlanjut hingga ke kepolisian, maka PSI akan semakin tenar. Antoni akan terus diberitakan oleh media massa.
Meskipun kasus hukum identik dengan hal yang negatif, namun menurut Adi, semuanya kembali ke masyarakat.
Setidaknya PSI telah menjadi pemberitaan selama berhari-hari dan semakin dikenal masyarakat. Pemberitaan tersebut tentu juga akan disebarkan melalui media sosial.
"Karena salah satu strategi yang akan dilakukan PSI adalah melalui media sosial kan. Momentum itu bisa dikapitalisasi melalui kanal media sosial yang menjadi insentif elektoral bagi PSI. Semakin dikenal," tutur Adi.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mendatangi Bareskrim Polri untuk melaporkan pemilik akun media sosial Twitter @anandasukarlan. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Di sisi lain, pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengingatkan Antoni untuk berpikir matang sebelum menantang Fadli lebih jauh.
"Hati-hati dalam memanfaatkan momentum. Jangan sampai menjadi senjata makan tuan," tutur Emrus kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (4/3).
Emrus mengatakan memang hal yang wajar apabila seorang kader membela sesama kader. Namun, dia mengingatkan bahwa sikap Ananda Sukarlan bisa saja melanggar undang-undang seperti anggapan Fadli.
Menurut Emrus, alangkah baiknya jika PSI melakukan kajian terlebih dahulu terhadap sikap Ananda Sukarlan di Twitter. Kajian dapat dilakukan oleh biro hukum PSI.
"Jika memang melanggar undang-undang, lebih baik kader yang lain diam. Menunggu proses hukum," kata Emrus.
Dia mengatakan, PSI juga sebaiknya memperhatikan langkah Fadli yang berusaha melemahkan PSI di mata publik.
Emrus menjelaskan, sikap Fadli tersebut wajar dilakukan karena PSI sudah resmi menjadi partai politik peserta pemilu 2019. Terlebih, PSI pun sudah mendeklarasikan dukungan terhadap Jokowi. Sementara Gerindra, partai Fadli menjadi oposisinya.
"Manuver Fadli seolah sudah memposisikan PSI sebagai calon kawan bersaing. PSI harus hati-hati dan memperhatikan itu," katanya.
Sementara itu,
Raja Juli Antoni mengatakan perseteruannya dengan Fadli Zon di media sosial bukan untuk meningkatkan popularitas PSI. Dia menyatakan sama sekali tidak terpikir hal itu.
"Kami punya banyak cara dan strategi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas," kata Antoni kepada
CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
(pmg/sur)