Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berniat melanjutkan program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang mulai dibangun pada Era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan menyebut 2018 adalah tahun terakhir pembangunan RPTRA.
Namun Sandi justru menyatakan pembangunan RPTRA harus dilanjutkan karena masih diperlukan warga Jakarta, khususnya anak-anak sebagai tempat belajar sekaligus tempat bermain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya diterusin ya, jika diperlukan sama warga, nanti saya akan cek teknisnya, tapi kebijakan kita sama Pak Anies bahwa ruang terbuka ramah anak ini sangat-sangat diperlukan," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/3).
Menurutnya, jika pembangunan RPTRA benar-benar akan berakhir, dia berharap ada pengembangan sejenis yang bisa menghadirkan ruang terbuka.
"Kalau tahun ini misalnya sudah selesai programnya nanti kita lihat pengembangan yang lain untuk memastikan ada pembangunan ruang terbuka yang diperlukan masyarakat ramah anak," kata dia.
"Kami sudah pastikan ruang terbuka yang ramah perempuan, ramah anak yang bisa dimanfaatkan masyarakat ini akan terus menjadi salah satu prioritas utama di DKI," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Agustinus Darmawan saat dihubungi melalui telepon menyatakan jika RPTRA akan dihentikan pembangunannya per 2019 mendatang.
"Iya tahun (2018) ini terkahir, kan sudah selesai (pembangunannya) semua," kata Agustinus.
Pembangunan RPTRA sendiri memang tak ada lagi gaungnya setelah Anies dan Sandi dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Pembangunan dan peresmian RPTRA terkahir kali dilakukan oleh Gubernur Djarot Syaiful Hidayat di akhir masa kepemimpinannya pada 2017.
Djarot meresmikan 100 RPTRA di silang Monas, Jakarta, pada 10 Oktober 2017. Dia mendapat amanat gubernur pendahulunya, Ahok agar segera merampungkan proyek 100 RPTRA tersebut.
(pmg/gil)