Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romi meyakini Joko Widodo akan kembali bertarung dengan Prabowo Subianto pada Pemilu 2019.
Romi menilai demikian, karena dia meyakini tidak ada peluang buat poros ketiga dalam Pilpres 2019 untuk memunculkan capres alternatif. Ia menilai wacana poros ketiga tak lebih dari sekadar basa-basi politik belaka.
"[Pemilu 2019] akan
rematch. Saya meyakini, tinggal cawapresnya," ujar Romi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Romi menuturkan peluang pertarungan Jokowi dan Prabowo terlihat dari dinamika politik yang ada. Prabowo, kata dia, seolah telah memberi sinyal akan kembali menjadi capres menantang Jokowi yang memang sudah dideklarasikan oleh PDIP sebagai bakal capres 2019.
Selain sinyal dari Prabowo, Romi juga mengklaim besarnya peluang Partai Demokrat merapat ke Jokowi juga menambah membuka peluang terulang kembali pertarungan Jokowi-Prabowo seperti pada Pilpres 2014.
Ia mengklaim Demokrat sudah sangat dekat mengusung Jokowi menjadi capres. Dengan bergabungnya Demokrat, Romi memprediksi poros ketiga tidak akan terbentuk.
"Sinyal yang telah terbentuk oleh Partai Demokrat dengan mengundang Pak Jokowi kemarin itu (ke Rapimnas Demokrat) sudah sangat 90 persen katakanlah mendukung Pak Jokowi," ujarnya.
Di sisi lain, Romi juga mengatakan kemungkinan Jokowi dan Prabowo kembali bertarung di Pilpres juga terindikasi dengan posisi PKS yang hampir pasti berkoalisi dengan Gerindra. Koalisi itu dianggap Romi memaksa partai yang belum menentukan capres terpaksa harus memilih berkoalisi mendukung Jokowi atau Prabowo.
"Yang ketiga aktor politik tahun 2019 dan 2014 itu masih sama. Dulu saya Sekjen sekarang Ketum, Pak SBY masih Ketum. Kan tidak ada yang berubah dan parpol itu sudah terbaca dari sikap mereka di 2019. Jadi hanya akan ada dua poros," ujar Romi.
(osc/arh)