Jakarta, CNN Indonesia -- Masjid Daarul Mutaqin masih kosong ketika Chaeroni (47) menggelar karpet untuk persiapan salat subuh, Minggu (11/3).
Usai karpet digelar, jemaah mulai berdatangan. Imam masjid yang biasa disapa Roni itu juga melihat SM (37) berada di dalam masjid sekitar pukul 04.30 WIB.
Lima belas menit berselang, Roni memimpin salat di masjid yang berada di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahdan, tak lama setelah takbiratul ihram, Roni mendengar teriakan anak Abdul Rachman dan mendapati perempuan itu telah melakukan penusukan.
Penusukan terhadap Abdul yang merupakan ulama tersebut kini menjadi pertanyaan bagi warga kompleks Bumi Sawangan Indah, Depok.
Warga mempertanyakan motif di balik penusukan oleh perempuan yang dikenal selalu rapi jika bepergian ke luar rumah itu.
Polisi mengatakan tersangka diduga mengidap penyakit kejiwaan sehingga melakukan aksi penusukan tersebut.
Dugaan awal yang juga dipercaya oleh warga.
Roni mengatakan kepada
CNNIndonesia.com bahwa SM kemudian ditanyai oleh Ghufron Maftukhin yang merupakan ketua Dewan Pembangunan dan Kemakmuran Masjid.
"SM ditanyai siapa yang ingin ditusuknya dan dia mengaku ingin membunuh Ghufron," kata Roni di Masjid Daarul Mutaqin, Selasa (13/3).
Roni menambahkan bahwa SM mengatakan ingin membunuh tiga orang yaitu Ghufron, Abdul Rachman dan Rizal Muhammad dengan alasan ketiganya adalah dajjal.
Rupanya pelaku salah sasaran.
"Si pelaku tahunya Pak Abdul itu Pak Ghufron karena setelah kejadian Pak Ghufron pun nanya ke si pelaku kamu kenal Pak Ghufron enggak? Kenal, jawab pelaku. Lalu ditanya lagi orangnya yang mana? Dan dijawab yang tadi saya tusuk. Disuruh siapa kamu? Dan dijawab Allah oleh pelaku," kata Roni.
Namun, Roni mengatakan sepekan sebelum penusukan itu SM sempat memukul kepala Abdul Rachman dan dia pun menghilang hingga Sabtu (10/3).
"Malam sebelum kejadian sempat ke rumahnya (Abdul Rachman). Katanya yang lihat ada yang mengantar cuma tidak tahu modus apa. Apakah karena malam Minggu lihat cewe sendirian. Enggak tahu kan," tuturnya.
 Masjid Darul Muttaqin, Sawangan, Depok, tempat penganiayaan ustaz yang diduga dilakukan oleh orang gila. (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Abdul Rachman yang ditemui ketika baru kembali dari rumah sakit menjelaskan bahwa SM mendatanginya dua kali malam itu.
Pada kesempatan pertama, SM membuka pintu gerbang dan menunggu di depan pintu masuk. Abdul Rahman yang sedang tidur dibangunkan oleh istrinya, Dadah Fatonah.
Abdul Rachman pun sempat mengecek ke pos satpam. Namun tak ditemui siapapun di sana. Sekitar 10 menit kemudian, dia kembali ke rumahnya dan mengganjal pintu gerbang dengan sandal supaya tidak mudah dibuka.
"Tidak lama dia datang, dan bilang dengan sopan jika ada perlu, tapi saya tolak karena sudah malam. Saat itu yang saya lihat dia dalam kondisi normal. Saya juga bingung dia ke mana dulu karena saya sempat keluar tapi dia tidak ada di sekitar rumah saya," ujarnya.
Abdul Rachman mengatakan bahwa nyawanya diselamatkan oleh mukena yang dikenakan oleh tersangka saat penusukan terjadi.
SM bersembunyi di balik tiang di masjid ketika Abdul Rachman tiba di tempat kejadian lokasi.
Abdul menyebut dia bereaksi ketika mendengar anaknya, Kiki, berteriak.
"Saat itu saya kepikiran langsung ada kaitannya dengan SM. Saya menengok ke belakang dan langsung reflek untuk selamatkan diri. Dia juga nampaknya kaget dan saya juga kaget," tuturnya.
Sempat baku hantam, Abdul Rachman mengatakan tangan SM yang memegang pisau pun tertutup mukenah. Dia juga terpeleset oleh panjangnya mukenah yang dikenakannya.
"Kaki dia menginjak mukenah akhirnya jatuh dan terlihat pisau di tangannya," kata Abdul.
Kakak tertua SM, Rudi Fadil (51), mengaku kaget dengan peristiwa itu. Rudi tak membantah jika adiknya yang paling kecil itu sering menunjukkan gejala sakit jiwa.
SM anak kelima dari lima bersaudara itu dilihatnya mulai berperilaku aneh sejak bercerai dengan suaminya yang seorang pengacara, Feri Jebo. Saat menikah itu, SM dan Feri tinggal di Palu, Sulawesi Tengah.
Usai bercerai, SM tinggal di Jakarta Utara dan kemudian pindah ke komplek Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok. Awalnya SM tinggal serumah dengan Rudi dan istrinya. Namun karena ketidakcocokan SM dan istri Rudi, Rudi pun memutuskan pindah beberapa rumah jauhnya dari rumah SM.
Rudi yang berprifesi sebagai sopir ojek
online itu menceritakan pihak kepolisian yang mendatanginya pun mempertanyakan apakah SM pernah menikah dengan seorang ustad. Namun Rudi membantahnya.
"Pernah saya dikenalkan oleh SM dengan seorang ustad waktu saya masih tinggal dengan dia. Tapi tidak menikah, kalau menikah kan saya tahu karena pasti harus ada saksi, itu sekitar tahun 2010," ucapnya.
Perkenalan SM dengan Ustad itu, dikatakan Rudi saat dirinya sering membawa SM berobat untuk kejiwaannya. Namun Rudi mengaku tidak mengizinkan keduanya untuk lebih dekat lagi.
 Suasana di dalam Masjid Darul Al Muttaqin. (CNN Indonesia/Jonathan Patrick) |
Sejak itulah, Rudi mengatakan keduanya tidak pernah berhubungan kembali.
Rudi yang saat ini tengah terbaring sakit diabetes pun mengatakan jika adiknya seringkali terlibat perkelahian dengan tetangga. Dia sering kali marah.
"Kalau dari pemeriksaan kemarin di RS Polri indikasinya adik saya alami gangguan jiwa. Rencananya hari ini mau dipindah ke rumah sakit yang ada di Bogor," jelas dia.
Selama tinggal di Depok, Rudi mengatakan SM tidak memiliki teman. Dia seringkali keluar rumah untuk menghampiri keluarganya. Bahkan, SM tidak pernah membawa teman ke rumahnya.
Menurut Rudi, peristiwa penusukan yang dilakukan adiknya murni karena gelagat aneh yang selama ini diidapnya.
"Dia lebih sering mengunjungi keluarganya, kalau enggak ke saya, ke adik saya di Depok juga, ada juga bisa sampai ke Bogor bahkan ke Sukabumi," kata Rudi.
Hal tersebut juga dikatakan Ketua RT 01 Blok C, Samin Saarih yang mengakui jika SM diduga kuat memiliki gangguan jiwa. Samin mengaku telah mengetahui hal tersebut sejak awal SM tinggal di wilayahnya.
"Dia ini memang aneh, orang stress seringkali ngomong juga ngawur. Ada saja dapat wahyu ada apa saja," tuturnya.
(yns/gil)