Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sosial Idrus Marham membuat yel-yel sebelum melaporkan data penerima Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Pintar, serta sertifikasi guru di Banten kepada Presiden Joko Widodo sore ini.
"Kalau begitu kita yel-yel. Kalau saya menyebut, siapa kita? Jawabnya Indonesia. Sesuai visi Presiden Jokowi, Indonesia, jawabnya sehat dan pintar. Siapa Presiden kita? Bapak Haji Jokowi," ucap Idrus di Serang, Banten, Rabu (14/3).
Yel-yel dibuat untuk menyemarakan suasana serta membuat lebih dari 1000 masyarakat semangat karena telah menunggu Jokowi di Gedung Remaja Ciceri, GOR Maulana Yusuf, Serang, Banten sejak pukul 12.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Jokowi, kata Idrus, juga merupakan sebuah bonus. Pada dasarnya, Presiden memang tidak menghadiri penyerahan PKH serta KIP di setiap daerah Indonesia.
"Dalam Alquran disebut, adapun nikmat Tuhan sebutlah. Jadi di depan ibu-ibu itu ada bonus atas kehadiran Bapak Presiden. Apakah ibu-ibu senang menerima bonus itu? Kok suaranya kurang? Betul senang? Senang," katanya.
Masyarakat di sana langsung bersemangat mempraktikan yel-yel yang diajarkan Idrus. Mereka terlihat antusias dan GOR menjadi riuh dengan yel-yel dan dan tepuk tangan.
Beberapa kali masyarakat tidak kompak. Beberapa menyebut Presiden Joko Widodo, lainnya Haji Joko Widodo, sisanya kompak menyebut Haji Jokowi.
Idrus berpendapat penyebutan haji di awal nama Jokowi hal penting. Apalagi, mantan Wali Kota Solo ini pernah menjadi imam di Afghanistan saat salat berjamaah dengan Presiden Ashraf Ghani.
"Ya jadi haji itu penting karena di sini penduduknya kurang lebih 91 persen umat Islam. Haji itu penting bagi umat Islam. Haji itu rukun Islam yang kelima. Kalau Bapak Presiden ini jadi imam, pasti suaranya merdu," tutur mantan Sekretaris Jenderal Golkar ini.
Setelah itu, masyarakat mulai kompak menyebutkan yel-yel dan menyebut Presiden dengan Haji Jokowi.
Usai bertepuk tangan, Idrus melaporkan penerima PKH di Provinsi Banten sebanyak 320.410 KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dengan bantuan senilai Rp605,91 Miliar.
Sementara itu, bantuan sosial pangan nontunai (BPNT) diberikan kepada 484.019 keluarga di Provinsi Banten dengan bantuan mencapai Rp638,90 miliar.
Sekitar 500 orang turut hadir mewakili 3.082 guru bersertifikasi di Kota Serang.
(gil)