Jakarta, CNN Indonesia -- Selain nasabah BRI Ngadiluwih, Kediri, sejumlah nasabah Bank Mandiri, Surabaya, diduga menjadi korban kejahatan perbankan bermodus dupilkasi data pribadi atau
skimming. Para nasabah mengaku mengambil uang di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sama.
Puluhan nasabah bank pelat merah itu menggeruduk kantor cabang di gedung Graha Pena Surabaya, Senin (19/3). Mereka hendak menanyakan nasib rekening dan melakukan pemblokiran kartu ATM-nya. Sebab, saldo tabungan mereka sering berkurang secara misterius hingga puluhan juta rupiah.
Nanang Purwono, salah satu korban mengatakan kejadian itu berawal saat dirinya menerima laporan telepon dari
call center bank, Sabtu (17/3). Pihak bank mengonfirmasi Nanang soal transaksi sebesar Rp 100 ribu dan transfer uang 200 ringgit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang kesehariannya bekerja di televisi swasta di Jatim ini merasa tidak mengirim uang kepada siapapun, apalagi dalam nilai uang ringgit.
"Setelah saya mengatakan tidak pernah mentransfer dengan mata uang Ringgit, Penelpon kemudian menyampaikan kalau rekening saya dibobol dan mengabarkan akan diblokir," jelasnya.
Pihak bank kemudian mengarahkan untuk mengurus pembukaan blokir rekening pada Senin (19/3) di kantor bank terdekat. "Makanya saya urus hari ini," kata Nanang.
Beberapa temannya di kantor juga bernasib sama. Ada yang raib hanya ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Di kantor cabang bank yang sama, puluhan nasabah lainnya juga mengaku menjadi korban.
"Yang mengurus di bank ada dua puluhan orang, selain teman-teman, ada juga warga lain," katanya.
Selain Nanang, Singgih Pratomo, sekuriti di televisi swasta itu, juga jadi korban. Dia mengalami kerugian Rp4 juta setelah uang di rekeningnya terdebet sendiri.
"Saya kaget dan langsung melaporkan terkait hal itu ke kantor cabang bank bersama-sama teman kantor tadi," ujarnya.
Nanang mengaku bahwa dia dan teman-teman sekantornya biasa bertransaksi di ATM yang berada di halaman gedung Graha Pena Jalan A Yani Surabaya. "Kami sering ambil uang di sini," aku dia.
Pihak Bank Mandiri sendiri belum memberikan konfirmasi perihal kasus di Surabaya ini.
Sebelumnya, kejahatan skimming menimpa puluhan nasabah BRI di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur. Uang mereka tiba-tiba berkurang masing-masing antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta.
Korban menerima laporan transaksi melalui pesan singkat, padahal tidak melakukan transaksi apapun. Transaksi misterius itu terjadi dalam rentang 10-11 Maret 2018.
Polisi menyebut komplotan
skimming menjarah uang dari ATM milik 64 bank. Di antaranya, BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI. Jumlah kartu ATM yang dikuras sebanyak 1.314 keping kartu.
"64 bank di dalam dan luar negeri," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Sabtu (17/3).
Komplotan ini beranggotakan warga negara Eropa Timur. Pelaku yang terakhir ditangkap adalah KVB, warga Bulgaria. Ia berperan sebagai pengambil uang dari ATM.
(arh/dik)