Jakarta, CNN Indonesia -- Terduga pelaku kasus dugaan penganiayaan anak, CW (60), hidup nomaden bersama anak yang diadopsinya di beberapa hotel berbintang selama bertahun-tahun. Ia disebut bukan orang susah.
CW diperiksa penyidik Polda Metro Jaya, Jumat (16/3). Sebelumnya polisi menemukan lima anak yang diadopsi CW, yaitu FA (14), RW (14), OW (13), ESW (10) dan TW (8), di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat pada Rabu (28/2).
Dua hotel yang pernah ditempati Candri dan kelima anak itu yakni Hotel Twin Plaza dan Peninsula Tower. Dua hotel lainnya yang pernah jadi tempat tinggal Candri diketahui berbintang empat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir dia tinggal di Le Meridian, hotel berbintang lima. Harga satu kamar di Le Meridian mencapai Rp1,55 juta per malam.
Saat pemeriksaan, keponakan Candri, Riska, ikut mendampingi. Riska menyebut profesi CW adalah ahli pengobatan tradisional. Sementara, mendiang suami Candri berprofesi sebagai dokter.
"Oma [CW] itu bukan orang susah. Suaminya dokter dan anaknya juga berada di Swiss. Selain itu Oma juga berprofesi sebagai ahli pengobatan tradisional," kata dia, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/3).
Menurut Riska, ada lembaga keagamaan yang menyokong dana untuk CW. Dana itu digunakan untuk membantu biaya pendidikan home schooling lima anak tersebut.
"Ada gurunya datang ke hotel untuk mengajar dan tidak dipungut biaya sepeser pun," kata Riska.
CW mengatakan selama ini memiliki rumah di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Namun rumah itu kemudian ditinggalkannya saat banjir melanda Jakarta pada 2007 silam.
"Ada rumah di Benhil, setelah banjir pindah," kata dia.
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Polres Jakarta Pusat, CW diduga mengalami trauma usai perampokan pada 1998.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyampaikan penyidik akan mendalami cara CW mengasuh lima anak tersebut. Pihak kepolisian juga akan mendalami proses adopsinya.
Penyidik Subdit Kekerasan Anak dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya ikut menangani kasus ini.
"Kami klarifikasi seperti apa, apakah diadopsi dengan benar atau tidak, kemudian dari mana asal anak-anak itu. Pokoknya kami perdalam besok termasuk kronologis kejadian secara lengkap akan kami cek," ujarnya saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, Argo mengatakan pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) untuk merawat kelima anak itu.
"Dengan LPAI, anak-anak kami kasih trauma healing dan kemudian perawatan dari psikolog," kata Argo.
Terkait hal itu, CW membantah telah menyekap dan menganiaya lima anak asuhnya. Ia mengaku depresi akibat tuduhan tersebut.
Dia bahkan mengaku memberikan alamat kepada para orang tua kelima anak asuhnya itu agar tetap bisa menjenguk.
CW mengaku mengangkat anak asuh itu karena faktor kemanusiaan dan prihatin terhadap kondisi ekonomi keluarga anak tersebut.
Terlebih salah satu orang tua anak itu menjadi pekerja seks komersial (PSK), penderita HIV/AIDS bahkan telah meninggal dunia.
"Tidak benar saya menyiksa dan menyekap," tepisnya.
(pmg/arh)