Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus PKB Jazilul Fawaid mengaku tidak sengaja menyebut Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Wakil Presiden saat membaca doa penutup sidang paripurna MPR dengan agenda melantik Wakil Ketua MPR baru.
"Tadi saya agak keseleo itu (menyebut Cak Imin sebagai Wakil Presiden)," ujar Jazilul di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/3).
Jazilul menyebut Cak Imin sebagai Wapres lantaran kerap membahas soal posisi calon wakil presiden dalam Pilpres tahun 2019.
Jazilul berkata kerap mewakili Cak Imin menerima deklarasi cawapres di sejumlah daerah. Akibat intensitas itu, Jazilul mengaku terbawa suasana menyebut Cak Imin sebagai Wapres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sering ngomong 'Pak Muhaimin sebagai Wapres, sebagai Cawapres'," ujarnya.
Di sisi lain, Jazilul juga menilai tidak ada kesengajaan di balik penyebutan kata 'Muhaimin' dalam doanya. Ia berkata 'Muhaimin' memiliki arti memelihara.
Muhaimin, kata dia tepat diucapkan dalam doa di tengah kondisi Indonesia yang tengah berpolemik dalam konteks toleransi.
"Karena saya berdoa menggunakan kata 'Ya Muhaimin' yang artinya Maha Pemelihara penting untuk bangsa ini sekarang," ujar Jazilul.
Sebelumnya, Jazilul menyebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Wakil Presiden.
Ucapan itu disampaikan Ketua Fraksi PKB di MPR itu dalam doa penutup sidang paripurna MPR dengan agenda menetapkan Cak Imin, politisi PDIP Ahmad Basarah, dan politisi Gerindra Ahmad Muzani menjadi Wakil Ketua MPR.
"Ya Allah berikanlah rahmat dan berkahmu, kekuatan dan kesehatan kepada saudara Wakil Ketua Bapak Ahmad Basarah, Bapak Ahmad Muzani, dan Bapak Abdul Muhaimin Iskandar yang baru saja dilantik sebagai Wakil Presiden, maaf Wakil MPR," ucap Jazilul.
(ugo)