Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) memenuhi trotoar Jalan Lada,
Kota Tua, Jakarta. Meski beberapa kali menggeser lapaknya karena diusir petugas Satuan Polisi Pamong Praja, mereka tak gentar.
Siti Aminah, salah satu PKL, berdiri di pinggir jalan. Tubuhnya menutupi dua plastik hitam besar di belakangnya.
Perempuan 38 tahun itu baru selesai mengepak barang dagangan usai ditegur petugas Satpol PP. Tak terpancar rasa lelah di matanya, karena ia menjadi tulang punggung keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aminah berjualan nasi pecel selama 20 tahun di tempat itu. Ia terkejut ketika mendengar rencana penataan jalan di kawasan Kota Tua.
"Saya belum dengar dari kemarin soal kabar itu," ujarnya saat ditemui
CNNIndonesia, Kamis (29/3).
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan akan merevitalisasi kawasan Kota Tua. Penataan Kota Tua akan dilakukan dengan mengadopsi konsep penataan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut pun akan dibuat seperti di Tanah Abang. Tujuannya, mengakomodasi para PKL binaan Pemprov DKI Jakarta agar mudah diakses pengunjung.
Namun, Aminah khawatir PKL akan dipindah ke lokasi tertentu yang jauh dari wisata Kota Tua. Menurutnya, pemindahan PKL pernah dilakukan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke kawasan Taman Kota Intan. Namun, itu tak membuahkan hasil.
"Yang dipindah ke Kota Intan malah pada balik dagang di sini lagi," cetusnya.
Aminah pada dasarnya setuju jika PKL di Kota Tua diatur seperti di Tanah Abang.
"Ya, kalau diaturkan kita dapat tempat, enggak perlu diuber-uber sama Satpol PP lagi," ucap Aminah.
Namun, Ia menekankan penataan yang dilakukan nantinya harus adil, dan semua PKL mendapatkan lokasi yang strategis.
"Ya, harapannya saya ingin seperti Tanah Abang, jangan jauh-jauh, jadi pengunjung tempat wisata kalau mau cari minum atau makan gampang, kasihan kalau kejauhan, banyak yang ngeluh," tutur Aminah.
Bambang (32), pedagang mainan anak-anak di kawasan tersebut selama 4 tahun, juga tak tahu rencana penataan Kota Tua.
"Saya tidak tahu ada rencana seperti itu," katanya.
Bambang mengaku setuju jika Kota Tua ditata seperti Tanah Abang. Namun, dia menekankan penempatan PKL tetap dekat dengan lokasi Wisata Kota Tua. Bambang juga mengeluhkan pedagang kaki lima yang sering berebut lapak.
"Makanya saya berharap, penataan nanti bisa membagi rata lapak masing-masing pedagang, agar tiap pagi tidak ada yang rebutan lagi," katanya.
Sebanyak 456 PKL dari kawasan Kota Tua direlokasi ke Jalan Cengkeh. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Di tempat lain, Nurul (21), pedagang pecel di Kota Tua sejak 2010, meragukan wacana penataan PKL. Ia bercermin dari kebijakan di pemerintahan sebelumnya. Pemindahan PKL hanya menguntungkan pihak lain.
"Yang dapat [lapak] orang-orang koperasi," keluh Nurul. "Orang-orang kayak kita yang tidak dekat dengan mereka, ya tidak dianggap," tambahnya.
Nurul menyatakan bersedia ditata seperti di Tanah Abang. Menurutnya, penataan yang benar jika semua PKL mendapat tempat yang layak untuk berdagang.
"Kalau bisa ya pedagang, pengunjung tempat wisata dan tempat parkir itu jangan jauh-jauh. Kan, kasihan kalau kayak sekarang, ada pengunjung lagi makan diusir Satpol PP," katanya.
Sandiaga Uno menyatakan pihaknya sudah menyusun rencana jangka panjang dan tahapan revitalisasi Kota Tua. Penyusunan rencana itu akan segera memasuki tahap akhir sebelum diumumkan, dengan catatan sudah mendapat persetujuan dari Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Sudah mendekati finalisasi, kalau sudah disetujui Pak Gubernur (maka) akan segera kami
launching," kata Sandi, Rabu (28/3).
Survei Lalu LintasKepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah akan melakukan survei keadaan lalu lintas di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Survei ini dilakukan dalam rangka perencanaan penataan kawasan Kota Tua yang harus dilakukan sebelum digelar kegiatan Asian Games.
"Nanti mau survei, hari minggu, ini buat lihat kondisi lalin di sana," kata Andri di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (28/3).
Dalam survei itu, Andri akan mengajak para pihak yang terlibat dalam penataan Kota Tua, khususnya yang bersinggungan langsung dengan kondisi lalu lintas di kawasan itu. Beberapa di antaranya Dirlantas Polda Metro Jaya, Satpol PP, Dinas Cipta Karya, Bina Marga, Wali Kota Jakarta Barat, dan juga pihak TransJakarta.
Namun, Andri belum bisa membeberkan rencana penutupan jalan yang sebelumnya sempat disinggung Sandi. Nama terakhir sempat menyebut bahwa rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan di Kota Tua adalah hasil adopsi dari penataan di Tanah Abang.
"[Penutupan jalan] belum tahu, kalau saya sih kayaknya enggak ada [penutupan], adanya pembuatan dua rute untuk bus Explorer," kata Andri.
Adapun dua rute Bus Kota Tua Explorer ini yakni rute pertama meliputi Kota Tua, Cengkeh. Rute kedua yakni Cengkeh, Museum Kota Tua, Subda Kelapa lalu kembali ke Cengkeh.
Dia mengatakan pihaknya harus melihat secara langsung titik kemacetan di kawasan itu. "Survei dulu, kami mau lihat dulu," tutup dia.
(pmg)