Massa Aksi 64 Demo soal Sukmawati, Polisi Terapkan Lawan Arus

sur & JNT | CNN Indonesia
Jumat, 06 Apr 2018 13:52 WIB
Massa pedemo Sukmawati sudah bergerak kantor Bareskrim. Polisi menerapkan sistem lawan arus sementara agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Sistem lawan arus diterapkan sementara untuk massa aksi 64 yang berunjuk rasa di Bareskrim Polri menuntut penuntasan kasus puisi Sukmawati Soekarnoputri. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Massa yang terdiri dari Persaudaraan Alumni 212, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama sudah bergerak menuju Gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat dari masjid Istiqlal.

Menurut pantauan CNNIndonesia.com, pihak kepolisian, bekerja sama dengan Dishub DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas dengan menerapkan sistem lawan arus atau contra flow.

Kapolsek Sawah Besar Komisaris Mirzal Maulana mengatakan sistem lawan arus diterapkan sementara sampai seluruh massa aksi 64 bisa lewat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita arahkan lawan arus sedikit. Ini sedang kita koordinasikan. Mobil pengeras suara ini akan jalan duluan," kata Mirzal di lokasi, Jumat (6/4).

Lawan arus tersebut diterapkan dari lapangan banteng menuju jalan depan masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Beberapa kendaraan yang tampak diberhentikan oleh petugas agar massa pedemo bisa lewat terlebih dahulu.


Seusai menunaikan salat Jumat, massa pedemo Sukmawati Soekarnoputri terkait puisi "Ibu Indonesia" itu melakukan long march ke Gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat. Massa didominasi dengan pakaian berwarna putih dan hitam.

Di mobil komando terpasang spanduk-spanduk bertuliskan "Maaf Bukan Berarti Berhenti" dengan foto Sukmawati sedang menangis. Selain itu, di spanduk juga terdapat screenshot berita media Tempo yang sebelumnya diprotes Alumni Persaudaraan 212. Berita tersebut berjudul "Sambil Menangis, Sukmawati Soekarnoputri Minta Maaf atas puisinya.


Terdapat juga spanduk untuk menanggapi puisi Rahmawati yang bertuliskan "Adzan & Hijab Adalah Panggilan Ilahi" dan "Konde Budaya Negeri Hijab Adalah Iman Dan Syariat Mulia Kami". Kutipan puisi yang dimaksud adalah "aku tak tahu syariat islam, yang kutahu sari konde Ibu Indonesia sangatlah Indah. Lebih cantik dan cadar dirimu" dan "Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan adzan mu.

Saat ini, hanya terdapat dua polisi yang berjada di Masjid Istiqlal. Berdasarkan pantauan, massa masih terus berdatangan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan sebanyak 6.500 aparat gabungan akan diturunkan untuk pengamanan aksi tersebut. Pengamanan sebanyak itu mengingat estimasi massa aksi yang diperkirakan sekitar 1.000 orang. (dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER