Aroma Pilpres 2019 di Balik Pertemuan Luhut dan Prabowo

FAR | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Apr 2018 10:40 WIB
Luhut bertemu Prabowo Subianto untuk strategi dan langkah Joko Widodo dalam menghadapi Pilpres 2019, apakah Gerindra jadi mengusung ketumnya itu atau tidak.
Luhut bertemu Prabowo Subianto untuk strategi dan langkah Joko Widodo dalam menghadapi Pilpres 2019, apakah Gerindra jadi mengusung ketumnya itu atau tidak. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Restoran Sumire, Grand Hyatt, Jakarta, pada Jumat (6/4). Pertemuan itu beraroma Pilpres 2019 karena dinilai sarat dengan kepentingan politik.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, dalam pertemuan dengan Prabowo itu Luhut sebagai perwakilan dari pemerintah ingin memastikan sosok yang akan di usung oleh Partai Gerindra. Sebab, hingga saat ini partai oposisi itu belum bersuara mengenai calon yang akan diusung, meski beberapa akar rumput sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai capres.

"Pertemuan Luhut dan Prabowo sebagai langkah meyakinkan bahwa dia (Prabowo) akan maju atau tidak," kata Hendri saat dihubungi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Hendri, langkah Gerindra perlu dipastikan untuk strategi dan langkah Joko Widodo dalam menghadapi Pilpres 2019. Sebab, tidak terlalu jadi persoalan bagi Jokowi jika Prabowo yang akan menjadi pesaingnya karena berdasarkan hasil survei dari berbagai lembaga menyebutkan nama Jokowi masih lebih unggul dari Prabowo.

Sedangkan hal berbeda bisa dihadapi Jokowi jika pesaingnya bukan Prabowo. Misalnya jika harus berhadapan dengan Gatot. Sebab, kata Hendri, angka survei atas sosok Gatot belum pasti dan peta kekuatan dukungan terhadap mantan panglima itu pun belum terbaca dengan jelas.

"Kalau (andaikan) saya jadi Jokowi, maka saya lebih milih lawan Prabowo karena hasil angka (survei) sudah terlihat. Jokowi sudah hapal Kemampuan dan kelemahan pak Prabowo," kata Hendri.


Sementara itu, Direktur Populi Center Usep S Ahyar berpendapat, saat ini Partai Gerindra tengah mengumpulkan berbagai pilihan langkah. Melalui pertemuan dengan Luhut, Gerindra ingin mengetahui berbagai kesepakatan jika pihaknya merapat ke koalisi.

Karena itu, lanjut Usep, hingga saat ini Gerindra belum menegaskan sikap terkait sosok yang akan di usung pada Pilpres 2019.

"Jadi ada beberapa kondisi. (Misalnya) kalau jadi (berkoalisi) dengan pemerintah, apa kesepakatan yang disetujui," kata Usep.


Lain halnya dengan peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris. Ia menilai wajar jika ada pertemuan yang dilakukan para tokoh di tengah berlangsungnya tahun politik.

Berbagai kemungkinan, lanjut dia, termasuk ajakan berkoalisi terhadap oposisi mungkin saja terjadi karena dari masing-masing pihak ingin mencapai kepentingannya.

"Saya rasa wajar saja pertemuan para elite politik jelang pilkada dan pemilu," kata Syamsudin saat dihubungi. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER