Soal Putin, Kedubes Rusia Tak Campuri Tsamara Vs Fadli Zon

Dias Saraswati & Ramadhan Rizki Saputra | CNN Indonesia
Rabu, 11 Apr 2018 15:50 WIB
Pihak Kedubes Rusia di Indonesia enggan mencampuri perang kata-kata antara PSI dan Gerindra yang menyinggung nama presiden Vladimir Putin.
Ketua DPP PSI Tsamara Anamy (kiri), Sekjen PSI Raja Juli Antoni (tengah), dan perwakilan dari Kedutaan Besar Rusia Sergey Drobyshevskiy, di DPP PSI, Jakarta, Rabu (11/4). (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia Sergey Drobyshevkiy mengaku tak mencampuri polemik antara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan Partai Gerindra yang menyeret nama Vlaidmir Putin.

Hal ini disampaikan terkait ucapan politikus PSI Tsamara Amany tentang Presiden Rusia Vladimir Putin saat mengomentari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Tsamara menyebut Putin sebagai sosok yang tak memberi kebebasan berpendapat dan membiarkan korupsi merajalela.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti Tsamara sudah bilang, ini antara PSI dan Gerindra saja. Jadi bahwa nama presiden aku sangat dibahas, bukan hanya di Indonesia, misalnya di Amerika juga seperti itu," ujar dia, saat berkunjung ke kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Rabu (11/4).

Terlepas dari itu, Sergey mengaku pemerintah Rusia tetap berkomitmen untuk konsisten dalam memberantas kejahatan korupsi tanpa pandang bulu. Namun, ia tak menampik di Rusia masih terjadi tindak pidana korupsi.

"Pasti di tiap negara ada korupsi, bahkan negara yang clean aja masih ada, kita juga terus berperang dan tak ingin adanya kejahatan itu," kata Sergey.



Di tempat yang sama, Sekretaris Jendral PSI Raja Juli Antoni mengaku tetap menghormati Vladimir Putin. Meskipun, ia menyebut bahwa Putin bukan pemimpin yang tepat bagi Indonesia yang demokratis.

"Mengkritik Putin bukan berarti membenci pemerintah dan masyarakat Rusia," ucap dia.

Ia pun memastikan bahwa pernyataan Tsamara soal Putin dan Rusia di media sosial berdasarkan data yang valid dari berbagai lembaga Internasional yang kredibel.

"Ada data dari berbagai lembaga Internasional yang kredibel, seperti The Economist, European Court of Human Right, dan Freedom House," kata Raja.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengaku tak membahas masalah pernyataan Tsamara saat bertemu dengan Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (11/4).

"Enggak," jawab Wiranto, saat ditanya soal keberadaan pembahasan soal pernyataan Tsamara itu.

Dia menyebut pertemuan itu dilakukan dalam rangka perkenalan Vorobieva selaku Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru. Topik pembahasannya pun hanya menyangkut masalah hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Rusia.

"Kita enggak bicara menyangkut kepentingan dalam negeri masing-masing," imbuh Wiranto.



Dikutip dari akun Twitter PSI @psi_id, Jumat (6/4), Tsamara menyinggung soal kondisi Rusia melalui video berdurasi kurang dari satu menit.

Isi pernyataannya ditujukan sebagai balasan atas cuitan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. Sebab Fadli sempat menyatakan kalau pemimpin Indonesia selanjutnya diharapkan mempunyai karakter seperti Putin.

Dalam pernyataan di video itu Tsamara menyebut Vladimir Putin bukan contoh pemipin yang baik karena ia membungkam kebebasan pers, membungkam oposisi, dan membiarkan korupsi merajalela.

Akibatnya, dia dikritik oleh salah satu media massa Rusia, Russia Beyond The Headline (RBTH), karena dianggap kurang wawasan soal Rusia.



(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER