Prabowo Disebut Pernah Diminta Jadi Cawapres Jokowi

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Jumat, 13 Apr 2018 21:52 WIB
Ketum PPP Romahurmuziy mengisahkan bahwa ia pernah diminta tanggapannya oleh Jokowi tentang ide menjadikan Prabowo Subianto sebagai cawapres pada pilpres 2019.
Ketum PPP Romahurmuziy mengisahkan bahwa ia pernah diminta tanggapannya oleh Jokowi tentang ide menjadikan Prabowo Subianto sebagai cawapres pada pilpres 2019. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat diminta mendampingi Joko Widodo menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2019.

Menurut pria yang akrab disapa Romy itu, hal ini terjadi ketika Jokowi bertemu Prabowo pada November 2017.

"Saat itu Pak Prabowo menyampaikan 'saya merasa sangat terhormat di akhir perjuangan saya bisa dipinang sebagai wakil presiden'," ujar Romy saat ditemui usai acara munas alim ulama PPP di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Romy mengaku tak dapat memastikan permintaan itu berawal dari Jokowi atau kah Prabowo. Namun ia sempat diminta pendapat oleh Jokowi terkait rencana menjadikan Prabowo sebagai cawapres.


"Saya waktu itu tanpa konsultasi dengan siapa pun langsung setuju. Agak kaget Pak Jokowi menanggapi jawaban saya," katanya.

Romy beralasan dengan bersatunya Jokowi dan Prabowo diyakini akan mencegah konflik yang selama ini terjadi di antara kedua kubu tersebut. Menurut Romy, keinginan Jokowi menggandeng Prabowo saat itu semata demi keutuhan NKRI.

Berkaca dari pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 yang sempat berbau isu SARA, Romy tak menampik isu itu bisa muncul kembali dalam Pilpres 2019.

"Beliau [Jokowi] menyampaikan, 'bayangkan mas, gaduhnya republik ini. DKI Jakarta saja satu provinsi luar biasa gaung perbedaannya. Bayangkan ini nasional'," tuturnya.


Romy juga yakin pasangan tersebut akan terpilih secara aklamasi karena dari sejumlah survei menunjukkan tingkat keterpilihan di atas 70 persen jika keduanya bersatu.

"Makanya waktu itu saya langsung 'iya'. Hanya saja sebulan setelahnya pada Desember saya ketemu Pak Jokowi, katanya berat [ajak Prabowo]," ucap Romy.

Saat itu, kata Romy, Jokowi menyampaikan dari sejumlah ketua umum partai yang mendukung hanya dia yang setuju jika mantan wali kota Solo itu menggandeng Prabowo. Selain itu hanya sekitar 10 persen relawan yang menyetujui rencana tersebut.

"Setelah itu ternyata Pak Prabowo masih mengirimkan utusan untuk menanyakan kemungkinan jadi wapres bagi Pak Jokowi," katanya.


Namun, menurut Romy, Jokowi tak bisa langsung menjawab karena mesti meminta pertimbangan pada ketum partai lainnya.

"Tapi ternyata Pak Prabowo ingin jawabannya segera, sehingga sampai hari ini belum ada [cawapres Jokowi]," tutur Romy.

Prabowo akhirnya mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden beberapa waktu lalu.

Putusan maju capres itu diklaim sudah resmi dan final setelah mendengarkan aspirasi dari seluruh pengurus Gerindra baik tingkat daerah hingga pusat. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER