Senyum Nestapa Rahmat Tak Bisa Basuh Kaki Ibu di Penjara Anak

RBC | CNN Indonesia
Rabu, 18 Apr 2018 09:23 WIB
Rahmat terakhir bertemu ibunya setahun lalu. Tahun ini narapidana kasus pembunuhan itu legowo tak bisa membasuh kaki ibunya yang tak dapat hadir.
Seorang ibu memeluk anaknya yang usai membasuh kaki di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Tangerang, Jakarta, Selasa, 17 April 2018. LPKA seluruh Indonesia memecahkan rekor Muri ritual membasuh kaki orangtua secara serentak yang dipusatkan di Tangerang. Kegiatan ini diikuti 100 anak dari 29 LPKA dengan tujuan menumbuhkan rasa kasih sayang. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rahmat terlihat seperti remaja pada umumnya. Perawakannya kurus, rambutnya cepak, kulitnya gelap seperti sering terjemur matahari. Jika ia tak mengenakan kaus hijau yang dipakai oleh seluruh anak didik Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Tangerang, Rabu (17/4), orang-orang akan menyangka dia remaja biasa, bukan seorang narapidana.

Sudah dua tahun Rahmat menjadi penghuni LPKA Tangerang. Pada 2016 lalu, ia ditangkap karena kasus pembunuhan. Remaja 16 tahun itu pun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di dalam penjara. Kini masih ada tiga tahun ke depan yang harus dijalaninya di LPKA sebelum ia bisa menghirup udara kebebasan.

Kemarin, seharusnya Rahmat membasuh kaki ibunya, seperti yang dilakukan oleh teman-teman sesama napi dalam kegiatan ritual membasuh kaki yang dilaksanakan di 33 LPKA seluruh Indonesia. Namun, ibunda Rahmat tidak dapat hadir karena sedang berada di luar kota.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu lagi jauh di Jawa Timur, lagi ngurusin adik yang di Ponorogo. Bapak di Tangerang, tapi lagi kerja," katanya.

Rahmat mengaku terakhir kali berjumpa dengan ibunya ketika kegiatan serupa dilaksanakan tahun lalu dalam rangka memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan tanggal 27 April.

Meski orang tuanya tak dapat hadir di hari Basuh Kaki Ibu, ia tak mau larut dalam kesedihan ketika teman-temannya bisa berjumpa dan membasuh kaki orang tuanya.

"Lihat kawan-kawan senang, saya juga ikut senang," ucapnya sambil tersenyum melihat anak-anak lain yang sedang menyantap makan siang bersama ibunya masing-masing.


Kegiatan Sehari-hari

Rahmat bercerita, hari-harinya di LPKA disibuki dengan berbagai kegiatan. Hari Senin-Kamis, ada sekolah untuk anak-anak mulai dari SD sampai SMK.

"Setelah pulang sekolah, siap-siap buat salat Zuhur berjamaah. Setelah Zuhur, makan siang bersama," ujarnya.

Selain kegiatan sekolah, diadakan ekstrakurikuler futsal dan basket setiap hari Senin, senam pagi setiap hari Jumat, dan Pramuka setiap hari Sabtu.

Di luar kegiatan-kegiatan tersebut, Rahmat dan anak-anak lainnya juga diberikan waktu untuk membereskan kamar, mencuci pakaian, menonton televisi, dan mengobrol dengan teman-teman.

"Kalau hari Jumat, dari siang sudah nggak ada kegiatan formal. Sabtu juga setelah pramuka, biasanya cuma ada orang dari luar berkunjung. Kalau Minggu, bebas mau ngapain," kata Rahmat.

Rahmat tinggal sekamar bersama dengan dua teman lainnya di salah satu blok khusus narapidana. Terdapat delapan kamar narapidana, yang diisi tiga atau empat orang tiap kamar. Sedangkan, anak-anak yang belum dijatuhi vonis tidur di satu kamar tahanan berukuran besar.

Ingin Jadi Pengusaha Makanan

Rahmat seperti remaja atau anak-anak lainnya. Dinding penjara dan teralis besi bukan penghalang untuk ia merajut mimpi dan cita-cita.

Selepas dari LPKA tiga tahun lagi, Rahmat mengaku punya angan-angan membuka usaha makanan. Keinginan itu bukan tanpa sebab. Banyak anggota keluarganya yang bergelut di bidang tersebut membuatnya ingin menjadi pebisnis kuliner.

"Maunya jadi pengusaha makanan, buka restoran," ujarnya bersemangat.

Keinginan untuk membuka usaha juga dilandasi Rahmat untuk menghapus stereotip terhadap mantan narapidana, bahwa setelah keluar dari penjara tak bisa berguna.

Rahmat ingin membuktikan kepada masyarakat luas bahwa seorang mantan narapidana pun masih punya pengharapan dan masa depan yang cerah.

"Walaupun narapidana, bukan berarti kita tidak bisa membuat hal yang indah buat orang lain. Terus juga bisa berguna buat orang tua, dan bisa ngajarin adik hal-hal yang benar," ujar Rahmat. (osc/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER