Jakarta, CNN Indonesia -- Evakuasi tiga truk di Jembatan Widang Tuban, Jawa Timur, yang tercebur ke Sungai Bengawan Solo saat jembatan tersebut ambrol, menggunakan 'crane' yang ditempatkan di bagian selatan arah ke Kecamatan Babat, Lamongan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiyono menjelaskan teknik evakuasi tiga truk dengan memanfaatkan
crane itu diseret ke arah selatan.
Teknik evakuasi tiga truk itu, kata dia, sesuai rekomendasi yang diberikan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini 'crane'... sudah di lokasi Jembatan Widang," katanya, Rabu (18/4) seperti dikutip dari
Antara.
Selain itu, terkait tragedi ambrolnya salah satu dari jembatan kembar yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Lamongan tersebut, Kepolisian Daerah Jawa Timur melarang kendaraan berat melintas.
"Untuk sementara ini kendaraan berat dilarang melintas di jembatan. Hanya lewat jalan lama yaitu Jalan Daendels dan itu tidak terlalu jauh," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin di Surabaya, Rabu (18/4).
Machfud mengatakan pihaknya pun bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Jatim untuk merekayasa arus lalu lintas di kawasan itu.
"Penyangga ambrol mungkin kendaraan berat dari Surabaya ke Tuban harus lewat jalan Daendels. Mungkin sebaliknya. Mudah mudahan tidak menjadi hambatan lagi. Yang kecil-kecil boleh lewat jembatan satunya," ujar Machfud.
Machfud menegaskan pihaknya langsung melakukan penyidikan untuk mengetahui apakah kejadian itu kecelakaan murni atau hal lain.
Dia berharap jembatan dari Kementerian PUPR untuk segera membenahi. Sebab arus mudik masih 1,5 bulan lagi.
Terkait arus mudik, Produser
CNNIndonesia TV Rangga Umara yang berada di lokasi mengabarkan bahwa Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Ketut Wardhana sudah menyiapkan solusi sementara.
"Solusinya adalah nanti dipasang jembatan bailey yakni rangka baja yang dipasang darurat. pemasangannya pun hanya ditempel, dan sifatnya kedaruratan. Dipasangnya memakan kaktu kurang dari satu bulan, sehingga jemabtan ini bisa difungsikan ketika arus mudik. Dan, tentu saja truk-truk tonase besar akan dilarang melewati," ujar Rangga yang melaporkan dari pinggir bagian jembatan Widang yang patah, Rabu (18/4).
Rangga pun menerangkan bahwa pemasangan jembatan
bailey itu akan dilakukan setelah penyelidikan selesai.
"Jembatan
bailey itu adalah
temporary, dan akan jembatan akan dibenarkan seluruhnya setelah arus mudik selesai," demikian dilaporkan Rangga.
Salah satu dari jembatan kembar Widang yang berada di sisi sebelah barat ambrol kemarin sekitar pukul 11.05 WIB.
Kapolsek Widang Tuban AKP Totok Wijanarko membeberkan kronologi patahnya jembatan tersebut. Saat patah, kata dia, melintas truk dengan nomor pol D 8569 UE yang dikemudikan Saiful Arif warga Desa Kembangan, Kebomas, Gresik, berjalan paling depan dari arah Surabaya menuju Tuban.
Sedangkan kendaraan truk Varia Usaha W 9352 US yang dikemudikan Muchlisin warga Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, tanpa kernet berada di belakang truk itu.
Saat itu melaju sebuah kendaraan truk dengan kepala putih yang belum diketahui nomornya juga pengemudinya akan menyalip kendaraan truk S-8569-UE, posisi beriringan.
"Saat itulah jembatan patah. Ketiga kendaraan (truk) berada di sebelah selatan garis jembatan yang patah," ujar Totok.
Dalam kejadian ambrolnya Jembatan Widang dengan panjang lebih dari 50 meter, Muchlisin selamat, namun menderita luka-luka akibat truknya tercebur ke Bengawan Solo.
Selain itu, dua pengendara sepeda motor dengan nomor pol L 3466 DJ yaitu Ubaidilah Masum, warga Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Tuban dan Muhammad Rizal Afifudin warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan, yang ikut tercebur ke Bengawan Solo, juga selamat.
(antara)