Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Gerindra Rachmawati Soekarnoputri masih meyakini Pemilihan Presiden 2019 akan jadi arena pertarungan Prabowo Subianto dengan petahana Joko Widodo.
Dia menilai sah-sah saja orang berandai-andai tentang calon presiden lain, tapi Rachmawati yakin Prabowo masih jadi sosok ideal penantang Jokowi.
"Saya lihat memang seharusnya ini merupakan
head to head. Karena apa alasannya, ini memerlukan antitesa keadaan sekarang. Saya lihat di sini sementara ini yang menjadi antitesa keadaan sekarang adalah pak Prabowo," ujarnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putri Presiden pertama Indonesia Sukarno itu berujar pemerintahan Jokowi cenderung menganut sistem liberal kapitalis, dan sistem ini menurutnya sumber dari segala permaslaahan.
Prabowo, kata Rachmawati, selalu menawarkan sistem yang ditawarkan sebelum amandemen UUD 1945.
"Jelas dari statement-statement dan tulisan beliau [Prabowo Subianto] itu memang dia jelas mengoreksi total, mengoreksi penyelewengan sistem," lanjutnya.
Sebelumnya, Mahfud MD melontarkan pernyataan kalau Jokowi tak akan berhadapan lagi dengan Prabowo. Dia memprediksi Gatot Nurmantyo yang akan menjadi pesaing Jokowi.
"Dugaan saya poros itu akan, dugaan ya namanya, dugaan ndak anu, cuma berdasar pikiran rasional saja. Dugaan saya poros akan tetap dua, poros keduanya nanti Gatot," kata Mahfud.
Saat ini baru dua calon presiden yang kemungkinan akan maju pada pemilihan April 2019 mendatang. Sejumlah partai juga telah mendeklarasikan dukungan kepada calon tersebut.
Partai Golkar, PPP, PDIP, Hanura, PSI, Perindo, dan NasDem menyatakan mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Sedangkan Gerindra akan mengusung Prabowo Subianto.
Sementara, PKB, PAN, PKS, dan Demokrat belum menentukan arah dukungan. Dari sejumlah survei, beberapa nama di luar Jokowi dan Prabowo, mencuat nama-nama seperti Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan yang dinilai berpotensi untuk menjadi Capres di luar Jokowi dan Prabowo.
Calon PKSPresiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Imam mengatakan partainya belum memutuskan nama calon yang akan
diusung di Pilpres 2019, baik sebagai Capres atau Cawapres.
Dia sekaligus membantah pernyataan yang menyebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan (Aher) sebagai cawapres terfavorit dari sembilan nama yang diajukan PKS.
Hal itu menyusul pernyataan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid yang mengatakan kesembilan nama calon yang diusung PKS sudah sesuai urutan hasil pemilihan internal partai.
Sembilan nama itu adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Fungsionaris PKS M. Anis Matta, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Anggota DPR Tifatul Sembiring, Anggota DPR Al Muzammil Yusuf MS dan Anggota DPR Mardani Ali Sera.
"Enggak ada, enggak ada mengerucut, sembilan nama ini kami komunikasikan," kata Sohibul.
Ia menengaskan kesembilan nama ini memiliki peluang yang sama untuk menjadi cawapres pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Kesembilan nama ini, kata Sohibul, akan didiskusikan dengan Prabowo untuk kemudian menjadi pendampingnya di pemilihan presiden 2019 mendatang.
"Nanti tentu dengan Prabowo, tentu mereka melakukan kalkulasi," terangnya.
(ugo)