Jakarta, CNN Indonesia -- Empat
pesawat tempur F-16 mengawal rombongan Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto saat melakukan kunjungan kerja ke Natuna, Kepulauan Riau, pada Senin (23/4). Mereka melintasi kawasan ruang udara atau Flight Information Region (FIR)
Natuna yang masih dikuasai otoritas Singapura.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Sabrar Fadhilah mengatakan pengawalan itu tak terkait dengan situasi bahaya di kawasan udara yang dipegang negara tetangga. Dia mengatakan pada hari yang sama personel TNI AU sedang menggelar latihan hingga 5 Mei mendatang.
"Bukan [dalam bahaya]. Kebetulan para penerbang F16 tersebut sedang latihan yang digelar oleh TNI AU. Rute terbang dan waktunya kebetulan bersamaan dengan rute dan waktu terbang rombongan Panglima ke Natuna," kata Sabrar kepada
CNNIndonesia.com, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat F-16 mengawal Panglima TNI beserta rombongannya saat berada di ketinggian 15.000 kaki hingga mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) Raden Sadjat, Rinai. Mereka melintasi FIR Natuna di sektor A yang hingga kini dipegang otoritas Singapura.
Mantan Kadispenad itu mengatakan kunjungan kerja Hadi Tjahjanto dalam rangka melihat kemajuan pembangunan pangkalan militer sekaligus memantau prajurit TNI yang bertugas di pulau terluar.
"(Panglima) mendengar langsung dari prajurit yang bertugas maupun organik tentang kesulitan apa dan hal-hal apa yang menjadi kesulitan di daerah tugas," katanya.
Hadi dan rombongannya menumpang pesawat Boeing 737-400 VIP TNI Angkatan Udara. Sementara empat pesawat tempur yang mengawal berasal dari Skuadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Noerjadin.
Dalam kunjungan kerja itu, beberapa pejabat negara juga ikut serta yaitu Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang. Selain itu, Pangkostrad Letjen Agus Kriswanto, Danjen Kopassus Mayjen Eko Margiono, Dankoar Mayjen (Mar) Bambang Suswantono, Dankorpaskhas Marsda TNI Seto Purnomo, anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni, dan para Asisten Panglima TNI dan Mabes Angkatan juga ikut mendampingi.
Selama ini pemerintah melalui Menko Kemaritiman telah membentuk tiga tim untuk mengambil alih FIR dari Singapura. Tim terdiri dari tim teknis mencakup Airnav, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) serta tim regulasi dan tim diplomasi untuk berunding dengan Singapura.
(pmg/ugo)