Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo alias
Jokowi dikabarkan bertemu dengan petinggi
Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, serta Front Pembela Islam (FPI), di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/4).
Hal itu tampak dari foto yang beredar di media sosial. Jokowi yang berpakaian putih terlihat sedang berjalan beriringan dengan sejumlah petinggi PA 212, GNPF Ulama, dan FPI.
Pertemuan itu pun dibenarkan oleh sumber CNNIndonesia.com di kalangan organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang hadir Abah Rauf, Slamet Maarif, Al Khaththath, Usamah Hisyam, Sobri Lubis, dan Yusuf Martak. Bertempat di Bogor di Istana dan masjid. Pertemuan hari Minggu (23/4)," tutur sumber CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Selasa (24/4).
Diketahui, mereka yang bertemu dengan Jokowi merupakan petinggi PA 212 dan GNPF Ulama yang selama ini kerap menjadi motor penggerak massa yang mengkritik Jokowi. Misalnya, Slamet Maarif yang merupakan Ketua PA 212, dan Al Khathath yang menjabat sebagai Sekjen GNPF Ulama merangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI).
Lainnya, Yusuf Muhammad Martak yang menjabat sebagai Ketua Umum GNPF Ulama, Sobri Lubis yang merupakan Ketua Umum FPI yang juga aktif bersama PA 212 dan GNPF Ulama, serta Usamah Hisyam yang merupakan Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi).
Gelombang demonstrasi yang digawangi kelompok ini dikenal dengan Aksi Bela Islam yang dimulai sejak 4 November 2016 atau 411.
CNNIndonesia.com sudah berusaha menghubungi Slamet Maarif, Al Khathath, dan Yusuf Muhammad Martak untuk mengetahui isi pertemuan. Namun, belum ada respons dari mereka.
Walaupun demikian, salah seorang anggota Persaudaraan Alumni 212 membenarkan pertemuan itu, tapi tak mau menjelaskan secara rinci. Dia menyatakan pihaknya berencana menggelar jumpa pers untuk masalah itu.
"Sebaiknya ada pernyataan bersama-sama karena ini menyangkut kepentingan umat. Nanti ada konferensi pers," kata dia ketika dikonfirmasi. "Tunggu saja ya dari Persaudaraan (Alumni 212). Kami usahakan besok (hari ini)."
Diketahui, sejumlah tokoh PA 212 kerap lantang mengkritik kepemimpinan Jokowi. Misalnya, Slamet Maarif pernah menyatakan bahwa pemerintahan Jokowi terindikasi dengan fobia Islam.
"Alumni 212, merasakan tiga tahun pemerintah sekarang tidak terlalu ramah dengan umat Islam, bahkan, kami rasakan semakin lama semakin menggigit," kata Slamet dalam pidatonya di Reuni Akbar Alumni 212, Sabtu (2/12/2017).
Al Khathath bahkan sempat diciduk kepolisian lantaran diduga berencana melakukan upaya makar terhadap pemerintahan Jokowi.
Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pihak Istana terkait kabar pertemuan tersebut.
(asa/arh)