Mendagri Minta Ceramah di Rumah Ibadah Merujuk Kitab Suci

DZA | CNN Indonesia
Kamis, 26 Apr 2018 17:37 WIB
Menteri Tjahjo tak keberatan dengan tausiah politik di rumah ibadah asal sesuai dengan kitab suci yang dianut penceramahnya.
Menteri Tjahjo tak keberatan dengan tausiah politik di rumah ibadah asal sesuai dengan kitab suci yang dianut penceramahnya. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tak mempersoalkan ceramah di rumah ibadah yang diselipi politik. Namun dia mengingatkan pentingnya sebuah konteks bagi seseorang atau tokoh yang berceramah di rumah ibadah. 

Tausiah politik menurut Tjahjo adalah memberikan materi yang berkaitan dengan penyegaran dan penguatan iman, serta memberikan pandangan yang mulia sesuai dengan kitab suci.

"Kalau konteks di rumah ibadah, di masjid ya berarti harus ada konteks sesuai dengan Alquran dan Hadist. Kalau di gereja harus sesuai dengan kitab suci, injil, Alkitabnya dong. Masak, menyimpang, ya, enggak bisa dong," kata Tjahjo setelah memberikan pidato di acara Musrembang Kalimantan di Petamburan, Jakarta Barat, Kamis siang (26/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya ceramah politik di masjid, ya rujukannya Alquran dan Hadist. Bukan dengan dasar anggaran dan rumah tangga partai saya, gitu aja," imbuh Tjahjo.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebelumnya menyatakan ceramah bernuansa politik di rumah ibadah tidak diperbolehkan.

Menurut Lukman tempat ibadah saat ini rentan dijadikan ruang politik yang strategis selama masa kampanye pemilu.

"Yang tidak diperkenankan adalah rumah ibadah, ceramah agama untuk politik praktis. Misalnya, mari dukung calon a, jangan calon b. Dukung partai a, jangan partai b. Ini yang tidak boleh," kata Lukman di Rakornas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/4) lalu.

Agama, menurut Lukman, seharusnya mempersatukan masyarakat supaya tercipta kehidupan rukun dan damai, bukan malah menimbulkan perpecahan. Karena itu, Lukman mengingatkan para penceramah tidak memanipulasi agama buat kepentingan politik praktis.

"Jangan memperalat agama, jangan memanipulasi, dan eksploitasi agama dalam pengertian sisi luarnya itu untuk digunakan sebagai faktor pembenar atau kepentingan politik praktis pragmatis," kata Lukman.

Ceramah bernuansa politik di rumah ibadah kembali hangat dibicarakan setelah Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais menyebut partai setan dan partai Allah kala memberikan tausiah di Masjid Baiturrahim di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat 13/4) lalu.

"Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbusy syaithan," ujar Amien dalam tausiahnya.

(wis/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER