Novel Harap Pengusutan Komnas HAM Lekas Dilaporkan Ke Jokowi

Feri Agus | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mei 2018 10:41 WIB
Tenggat waktu tim mandiri Komnas HAM yang dibentuk pada Februari 2018 buat membantu mencari fakta penyerangan terhadap Novel berakhir bulan lalu.
Tenggat waktu tim mandiri Komnas HAM yang dibentuk pada Februari 2018 buat membantu mencari fakta penyerangan terhadap Novel berakhir bulan lalu. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan meminta tim yang dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) buat menyelidiki kasus penyiraman air keras, supaya segera melaporkan hasil pengusutan kepada Presiden Joko Widodo.

Dia berharap fakta-faktayang ditemukan oleh tim Komnas HAM bisa membuat Presiden Jokowi segera mengambil sikap soal penyelesaian perkara yang terkatung-katung itu.

"Cara terbaik bagi Komnas HAM untuk berikan informasi kepada bapak presiden atau kepada pejabat-pejabat di negara ini, sehingga langkah-langkah strategis bisa dilakukan untuk penguatan KPK. Tentunya saya berharap Komnas HAM bisa melakukan tugasnya dengan maksimal," kata Novel di gedung KPK, Jakarta, Kamis (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komnas HAM membentuk tim pemantau pengusutan kasus penyiraman air keras ke Novel pada awal Februari 2018. Tim tersebut sudah bekerja dan meminta keterangan Novel, KPK maupun Polri sebagai pihak yang menyelidiki kasus air keras ini.

Novel berharap tim pemantau Komnas HAM, yang memiliki tenggat waktu kerja selama tiga bulan, bisa menyelesaikan hasil investigasinya bulan ini atau paling lambat bulan depan. Menurut dia, tim kuasa hukumnya yang nanti akan mengonfirmasi kelanjutan kerja tim tersebut.

"Jadi rasanya semoga bulan ini atau bulan depan Komnas HAM sudah bisa menyelesaikan hasil investigasinya," kata mantan polisi itu.

Lebih lanjut, Novel juga berharap pimpinan KPK terus berkomitmen memberikan perlindungan kepada pegawai lembaga antirasuah untuk ke depannya. Langkah tersebut harus diambil pimpinan KPK untuk menjamin pemberantasan korupsi terus berjalan.

"Ke depan setiap penyerangan kepada orang KPK, pimpinan KPK tentu harus mau buka itu sebagai masalah yang serius dan melaporkan itu kepada pihak-pihak yang punya kewajiban melakukan tindakan-tindakan itu," ujarnya.

Novel berharap kawan-kawan sejawat yang bekerja di KPK keberaniannya tak menciut usai dirinya diserang dengan air keras awal April tahun lalu.

Menurut Novel, dengan perlindungan dan komitmen pimpinan KPK untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras, pegawai komisi antirasuah lebih berani dan independen dalam menangani perkara.

"Itu juga (kami) tidak mau apabila orang-orang yang selama ini mengganggu dan menyerang orang-orang KPK kemudian menjadi lebih berani, karena itu membahayakan," ujarnya.

Kasus teror yang menimpa Novel terjadi setahun lalu, tepatnya pada 11 April 2017. Saat itu, Novel yang sedang berjalan menuju rumahnya usai melaksanakan ibadah salat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, diserang secara tiba-tiba oleh orang tak dikenal.

Penyerang Novel disebut berjumlah dua orang. Mereka berboncengan dengan sepeda motor dan menyiramkan cairan air keras ke arah Novel. Cairan itu mengenai wajah dan merusak penglihatan Novel. Novel pun harus menjalani serangkaian operasi di Singapura.

Pasca kejadian pagi hari itu, dukungan dari berbagai pihak terus mengalir agar kasus ini segera terungkap. Desakan untuk membuat tim gabungan pencari fakta pun disampaikan kepada para pimpinan KPK.

Setahun setelah kejadian, nyatanya upaya pengungkapan kasus Novel masih gelap. Tito memilih membentuk tim khusus gabungan dari tim Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri untuk pengungkapan kasus ini.

Polisi menyebut seratus kamera pengawas (CCTV) sudah diperiksa. Pun demikian lebih dari 80 saksi dimintai keterangan. Sketsa wajah terduga pelaku pun sudah diterbitkan pada 24 November 2017 lalu. (ayp/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER