Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak ambil pusing atas rencana Deklarasi Akbar Relawan Nasional
#2019GantiPresiden pada hari bebas kendaraan bermotor alias car free day (CFD), Minggu (6/5) mendatang.
Deklarasi itu akan dilaksanakan di bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada pukul 09.00 - 11.00 WIB. Deklarasi juga dihadiri oleh Ketua DPP Partai Keadilan sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang disebut akan membacakan orasi kebangsaan.
Selama ini, PKS dan Gerindra memang tergabung dalam koalisi oposisi di parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terserah, strateginya kami enggak usah
mikirin rumah tangga orang. Kualat nanti kalau
mikirin rumah tangga orang," ujar Hasto di Jakarta, Jumat (4/5).
Hasto pun turut berkomentar atas hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) yang menunjukkan selisih elektabilitas Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto cukup tinggi.
Masih dianggap sebagai figur penantang terkuat Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Prabowo dipilih oleh 12,1 persen dari 1.200 responden Indikator. Sementara Jokowi memperoleh 39,9 persen suara.
Menurut Hasto, pemilih menetapkan presiden berdasarkan gaya kepemimpinan masing-masing calon tersebut.
"Kalau itu (hasil survei), rakyat yang menilai. Kalau Pak Jokowi itu, kan, lembut, merangkul, tersenyum, kadang tertawa, kreatif. Kalau yang satu kok agak kaku, kok pakai marah-marah, misalnya seperti itu," kata Hasto.
Menurutnya, pemimpin seharusnya mampu menarik hati rakyat dengan membawa kesejahteraan ketimbang memecah persaudaraan. Tradisi inilah yang diklaim Hasto dibangun oleh PDIP selama ini.
"Tradisi berkebudayaan sebagai bangsa timur itu yang harusnya diangkat oleh pemimpin, mengangkat harkat dan martabat rakyat yang paling miskin sekalipun, sehingga mereka punya harapan, 'Di bawah kepemimpinan Pak Jokowi, saya bisa lebih baik'," ujarnya.
(sur)