Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang
tenaga kerja wanita Indonesia, Turniati (39), dikabarkan disekap oleh majikannya sejak bekerja di Kuwait sejak 2001 silam. Perempuan asal Desa Petarangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dikabarkan selalu dicegah saat hendak pulang kampung oleh majikan.
"Pada akhir bulan April kemarin, kami menerima laporan dari keluarga saudari Turniati bahwa TKW tersebut sudah bekerja di Kuwait selama 18 tahun dan tidak pernah pulang," kata Kepala Desa Petarangan Zaenul Musofa di Desa Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, sebagaimana dilansir
Antara, Selasa (8/5).
Menurut informasi dihimpun, Turniati diberangkatkan ke Kuwait sebagai penata laksana rumah tangga, melalui PT Alfindio yang berada di Jakarta, pada 2001. Dia diketahui bekerja di rumah keluarga Murtadha Kayed Ali Shehab beralamat di Jabriyah, Kuwait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang perwakilan keluarga Turniati, Muslimah (25) mengatakan memang sudah hilang kontak lebih kurang 17 tahun. Menurut dia, Turniati pernah berkirim surat pada awal bekerja dan selanjutnya mengirimkan uang sebesar Rp1,5 juta.
"Akan tetapi setiap kali keluarga mengirimkan surat ke alamat mbak Turniati, tidak pernah ada balasan. Hingga akhirnya sekitar beberapa minggu lalu, kami menerima surat dari mbak Turniati," kata Muslimah.
Dalam surat itu, kata muslimah, Turniati menyatakan ingin pulang karena beralasan majikannya jahat dan kerap memukulnya. Bahkan dia tidak pernah menerima surat yang dikirim keluarganya lantaran diambil majikannya.
"Dia ingin pulang tetapi majikannya selalu menghalang-halangi dengan mengatakan 'jangan pulang'. Oleh karena itu, kami segera berkonsultasi dengan kepala desa dan selanjutnya diajak ke kantor Dinas Tenaga Kerja untuk melaporkan permasalahan tersebut," ujar Muslimah.
Muslimah menyatakan keluarga sangat menantikan kepulangan Turniati karena kedua orang tuanya, Mintareja (60) dan Semi (60), sering sakit-sakitan dan sangat rindu dengan anak keduanya itu.
"Mbak Murniati merupakan adik dari istri paman saya, yakni Jariyah (43). Mereka merupakan dua bersaudara. Kami sangat berharap proses pemulangan Turniati bisa lancar, syukur-syukur sebelum lebaran sudah bisa pulang," ujar Muslimah.
Karena keluarga resah, Zaenul lantas mengajak keluarga Turniati ke kantor Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop dan UKM) Kabupaten Banyumas di Purwokerto, untuk melaporkan permasalahan tersebut. Keluarga berharap pemerintah membantu proses pemulangan Turniati.
"Dinas telah memberikan respons positif untuk membantu pemulangan Turniati. Meskipun demikian, kami masih menunggu informasi lebih lanjut," kata Zaenul.
(ayp/sur)