Rusuh Mako Brimob, Polisi Diminta Evaluasi Pengamanan

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 09 Mei 2018 19:05 WIB
Komisi III menganggap pengamanan di Rutan Mako Brimob perlu dievaluasi karena insiden kerusuhan yang terjadi bukan kali pertama.
Anggota Komisi III Ahmad Sahroni menilai pengamanan di Rutan Mako Brimob perlu dievaluasi karena insiden kerusuhan yang terjadi bukan kali pertama. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar kepolisian segera mengevaluasi sistem pengamanan usai terjadi kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, tadi malam. Apalagi, kata dia, muncul klaim dari kelompok ISIS yang mengaku sebagai dalang kerusuhan tersebut.

"Jika memang pernyataan itu memiliki korelasi dengan kerusuhan di Rutan Brimob, maka Polri dan pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap pengamanan tahanan, khususnya yang terlibat dalam kasus terorisme," kata Sahroni dalam pesan singkatnya, Rabu (9/5).

Sahroni menilai evaluasi pengamanan di Rutan Mako Brimob perlu dilakukan karena insiden kerusuhan bukan kali pertama terjadi. Sebab insiden keributan juga terjadi di sana pada 11 November 2017 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Peristiwa kedua yang berlangsung dini hari mempertegas pentingnya dilakukan evaluasi pengamanan, apakah jumlah personel yang menjaga di rutan di tambah atau perlunya dilakukan langkah lain," katanya.

Selain itu, Polri diminta mengungkap informasi peristiwa tersebut secara detail agar publik tak termakan hasutan yang banyak bermunculan di media sosial.

"Jangan sampai masyarakat termakan informasi salah hingga terprovokasi atau berdampak pada lunturnya kepercayaan terhadap Polri. Terlebih kerusuhan ini terjadi di rutan yang berada di markas Brimob," katanya.


Kerusuhan di Mako Brimob, Depok, terjadi Selasa (8/5). Polisi mengklaim kerusuhan terjadi karena salah paham terkait kiriman makanan antara napi dan aparat.

Karopenmas Brigjen Muhammad Iqbal menyampaikan enam orang tewas akibat kerusuhan ini. Lima di antaranya berasal dari pihak aparat, sedangkan satu lainnya dari pihak napi. (osc/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER