Jakarta, CNN Indonesia -- Wakapolri Komjen Syafruddin menyatakan ledakan yang terjadi di
Mako Brimob merupakan bentuk sterilisasi pascakerusuhan dan penyanderaan.
"Itu untuk sterlisasi. Kita sedang proses penanggulangan," kata Syafruddin di Mako Brimob, Kamis (10/5).
Syafruddin mengatakan para napi teroris telah menyerahkan diri. Polisi yang disandera pun telah dibebaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara dentuman keras terdengar empat kali di sekitar Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Situasi di rutan tampak mencekam pasca-insiden kerusuhan di Mako Brimob.
Seluruh wartawan yang masih bertugas di sekitar lokasi diminta berjongkok dan merapat ke tepi pagar bangunan.
Anggota Brimob yang berjaga di sekitar rutan juga merapat ke pagar Gereja Gideon yang lokasinya berada di sebelah Mako Brimob.
Pantauan
CNNIndonesia.com di lapangan, sembilan bus milik satuan Korps Brimob keluar dari Mako. Kendaraan itu tampak berjalan mengebut menjauh dari rutan. Tampak sejumlah personel di dalam bus tersebut.
Berdasarkan informasi dari dalam Markas Badan Pemeliharaan Mabes Polri di sekitar lokasi, terdapat satu kali rentetan tembakan pada pagi hari ini.
Lebih dari 24 jam polisi mengedepankan negosiasi agar tidak ada jatuh korban. Polri kini menempuh upaya penanggulangan.
"Tidak ada lagi istilah negosiasi," kata Syafruddin.
Dalam insiden rusuh Mako Brimob, setidaknya enam orang meninggal dunia. Lima di antaranya merupakan anggota kepolisian, satu orang lainnya adalah narapidana.
(gil)