Jakarta, CNN Indonesia -- Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan sekitar 90 persen tahanan kasus terorisme di rumah tahanan Markas Korps Brigade Mobil (
Mako Brimob) telah menyerahkan diri.
Dia menyatakan jajarannya masih memproses penanggulangan pasca-insiden kerusuhan dan penyanderaan yang terjadi sejak Selasa (8/5) malam.
"Di atas 90 persen, seluruh tahanan teroris sudah menyerahkan diri," kata Syafruddin saat memberikan keterangan pers di Markas Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Baharkam) Polri, Kamis (10/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafruddin pun menegaskan tidak ada negosiasi lagi oleh polisi terhadap narapidana kasus terorisme di rumah tahanan Mako Brimob dan saat ini hanya ada proses penanggulangan
"Tidak ada negosiasi, karena sudah serahkan diri. Jadi semua proses penanggulangan, bukan negosiasi," ujarnya.
Dia juga berjanji akan kembali memberikan keterangan pers secara utuh setelah seluruh rangkaian proses penyelesaian akhir selesai.
"Saya sampaikan kembali satu jam kemudian, karena ini perlu operasi penanggulangan untuk kemudian disampaikan sudah
klir," kata jenderal bintang tiga itu.
Pada Kamis pukul 07.20 WIB, berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, suara dentuman keras terdengar empat kali di sekitar Rutan Mako Brimob. Berdasarkan informasi dari dalam Markas Badan Pemeliharaan Mabes Polri di sekitar lokasi, juga terjadi satu kali rentetan tembakan pada pagi hari ini.
Syarifuddin menyatakan tidak ada korban jiwa dalam ledakan pagi ini dan ledakan merupakan sterilisasi dalam proses penanggulangan.
Dalam insiden rusuh Mako Brimob, setidaknya enam orang meninggal dunia dengan Lima di antaranya merupakan anggota kepolisian, satu orang lainnya adalah narapidana.
(vws)