Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian kembali menegaskan bahwa ISIS bukan dalang di balik insiden rusuh dan penyanderaan di Mako Brimob dan peristiwa itu dipicu permasalahan makanan.
"Sudah sering saya sampaikan, bahwa kejadian ini dipicu oleh permasalahan makan tahanan. Harus diverifikasi petugas bahwa terjadi miskomunikasi di situ, sehingga terjadi keributan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal dalam konferensi pers di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5) siang.
"Sampai saat ini insiden itu hanya dipicu permasalahan makan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu bahwa ISIS berada di balik insiden rusuh Mako Brimob itu dipicu oleh berita yang dikeluarkan kantor berita ISIS, Amaq News Agency.
Organisasi itu menyatakan ricu di Mako Brimob melibatkan anggotanya yang ditahan di dalam.
"Telah terjadi baku tembak yang sengit antara anggota pasukan perang Negara Islam (ISIS) dengan pasukan pemberantas terorisme dan pemberontak di dalam penjara Kota Depok, Jakarta Selatan," begitu bunyi lengkap pernyataan yang ditayangkan, Rabu (8/5).
Insiden rusuh di Mako Brimob sendiri telah berakhir pada Kamis ini pukul 07.15 WIB, setelah polisi mengultimatum akan menyerang para narapidana terorisme.
Total 155 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dari enam blok yang ada di Mako Brimob. Tiga blok yang dikuasai tahanan teroris itu antara lain Blok A, B, dan C.
Enam orang meninggal pada insiden kericuhan, yaitu lima aparat kepolisian dan satu lainnya adalah tahanan yang melawan petugas.
Polisi menyatakan saat ini masih melakukan olah TKP dan otopsi dan baru akan memberikan kronologi lengkap setelah kedua proses itu rampung.
Seluruh narapidana terorisme itu kini dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
(vws)