Koordinator TPM Akui Ditelepon Napi Saat Rusuh Mako Brimob

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mei 2018 15:58 WIB
Saat kerusuhan napi teroris sesaat terjadi di Rutan Mako Brimob pada Selasa (8/5) lalu, Koordinator TPM mengaku dikabari seorang napi lewat telepon.
Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan memberikan keterangan terkait kerusuhan napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kamis, 10 Mei 2018. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Ahmad Michdan mengaku dihubungi salah satu narapidana teroris (napiter) saat kerusuhan berlangsung di dalam Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Melalui telepon, kata Michdan, napi menginformasikan kondisi kericuhan yang terjadi antara para napi teroris dengan petugas dalam rutan tersebut.

"Ditelepon memang ada kejadian, menginformasikan ada kejadian tersebut. Kemudian terdengar suara letusan, (napiter berkata) 'saya ada korban pak'. Oleh karena itu saya menganggap itu sesuatu yang harus ditangani serius," kata Ahmad saat jumpa pers di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (10/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Setelah mendapatkan telepon tersebut, Ahmad pun segera Komisioner Komnas HAM dan Komisi III DPR RI. Ahmad ingin dua lembaga itu ikut mencermati dan mengambil langkah tepat untuk menghindari korban.

Sebelum kerusuhan, kata Ahmad, Selasa (8/5) siang merupakan hari besuk keluarga. Ia mendapat informasi pembesukan dibatalkan dan tidak diperbolehkan membawa makanan. Padahal biasanya pembesukan jelang Ramadan diperbolehkan membawa makanan bagi para napi.

Ahmad menilai permasalahan makanan hanya pemicu kecil kerusuhan. Pemicu lain yang ia ketahui adalah pelanggaran HAM saat proses penangkapan sampai penahanan.

"Misalnya kasus mendasar adalah mereka sebenarnya punya hak untuk didampingi dan ini hampir rata-rata enggak boleh [didampingi] tim pengacara," kata Ahmad.


Tercatat terdapat 155 napiter yang terlibat dalam kerusuhan. Ahmad mengklaim 10 persen dari para napiter tersebut adalah kliennya.

Kerusuhan yang dilakukan para napi teroris di dalam rutan Mako Brimob itu berlangsung sejak Selasa (8/5) malam WIB dan berakhir sekitar 36 jam kemudian, Kamis (10/5). Dalam aksi kerusuhan yang diwarnai penyanderaan petugas oleh napi tersebut lima anggota Polri dan seorang napi teroris tewas.

Setelah peristiwa itu mereda, sebanyak 145 napiter dipindahkan dari ke Lapas Nusakambangan hari ini, sementara 10 lagi tetap ditahan di Mako Brimob untuk kepentingan penyelidikan soal kerusuhan tersebut.



(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER