Jakarta, CNN Indonesia -- Rizki Wahyu Dinoto (11 tahun), anak korban kerusuhan Mako Brimob, almarhum Aipda Anumerta Denny Setiadi, mengaku ingin jadi tentara jika sudah dewasa.
Hal ini diungkapkan Rizki kepada Menteri Sosial Idrus Marham yang melayat ke kediaman Denny di Jalan Kramat 3 Blok E Nomor 46, Cipayung Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Denny sendiri merupakan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88, satu di antara lima petugas yang tewas dalam kerusuhan napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua Depok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti sudah gede mau jadi apa?" tanya Idrus kepada Rizki.
"Jadi tentara," jawab Rizki.
Pada kesempatan tersebut, Idrus memastikan biaya pendidikan Rizki dan anak adiknya yang kini berusia dua tahun, Denti Maharani, akan ditanggung negara.
"Sesuai pesan Pak (Presiden) Jokowi kepada saya. Ini adalah korban aksi teroris, harus dibantu dan kami hadir. Anaknya kami pastikan tidak boleh berhenti (sekolah) hanya karena biaya. Ini harus lanjut pendidikannya," kata Idrus.
Idrus juga mengapresiasi kinerja polisi atas penanganan kerusuhan berujung penyanderaan yang terjadi di Mako Brimob selama 36 jam terhitung sejak Selasa (8/5) malam WIB. Seorang napi teroris tewas dalam insiden tersebut.
Dalam insiden itu para napi teroris sempat menyandera sejumlah petugas termasuk Brigadir Iwan Sarjana dari satuan Densus 88 Antiteror. Iwan kemudian berhasil dibebaskan pada Kamis (10/5) dini hari.
"Kemensos apresiasi setingginya kepada aparat karena luar biasa meminimalisir korban lebih besar," kata Idrus.
Setelah peristiwa itu mereda, sebanyak 145 napiter dipindahkan dari ke Lapas Nusakambangan hari ini, sementara 10 lagi tetap ditahan di Mako Brimob untuk kepentingan penyelidikan soal kerusuhan tersebut
(vws)