Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri
Tito Karnavian menyatakan bahwa dalam insiden rusuh
Mako Brimob, narapidana terorisme merebut senjata dari ruangan anggota tim pemberkasan.
"Anggota yang meninggal ini sebetulnya bukan tim penindak, pemukul. Mereka adalah tim pemberkasan," ujar Tito dalam konferensi pers di Mako Brimob, Kamis (10/5) sore.
"Jadi (teroris) yang sudah ditangkap kemudian diserahkan kepada tim penyidik, mereka akan diberkas. Untuk dipersiapkan menuju persidangan."
Tito menjelaskan bahwa dari ruangan tim itulah, yang berlokasi di ujung Mako Brimob, senjata bisa dirampas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi mereka (tim pemberkasan) juga punya senjata perorangan, itu yang dirampas. Di samping itu, mereka juga ada beberapa barang bukti senjata yang ditaruh di situ untuk ditunjukkan kepada para tersangka. Itu juga yang dirampas," ujar Tito.
Tito tak menyangkal ada kelemahan dari sistem seperti itu. Namun, karena selama ini berjalan aman, maka tidak dilakukan perubahan.
Insiden ricuh di Mako Brimob sendiri berakhir pada Kamis pagi ini pukul 07.15 WIB.
Total 156 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dari enam blok yang ada di Mako Brimob, yaitu Blok A, B, dan C.
lima aparat kepolisian dan satu lainnya adalah tahanan yang melawan petugas.
Dari 155 narapidana, 145 dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sementara 10 ditahan untuk kepentingan penyelidikan.
(vws)