Kapolri Ungkap Evalusi Terkait Kerusuhan Rutan Mako Brimob

FAR | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mei 2018 19:30 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan jumlah napi teroris di dalam rutan Mako Brimob melebihi kapasitas di mana idealnya hanya 60-90an orang.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan jumlah napi teroris di dalam rutan Mako Brimob melebihi kapasitas di mana idealnya hanya 60-90an orang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyambangi Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok, setibanya ia di Indonesia dari lawatan ke Yordania, Kamis (10/5) malam.

Di sana, kepada wartawan, Tito pun membeberkan hasil evaluasi polisi terkait kerusuhan napi teroris di Rutan Mako Brimob. Secara garis besar, kata Tito, ada dua evaluasi dari pihaknya.

"Bagian evaluasi dari kita, Rutan [Mako] Brimob ini sebetulnya tidak layak untuk menjadi rutan teroris karena ini bukan maximun security. Rutan ini dulunya adalah tempat untuk anggota Polri yang terlibat pidana," kata Tito di Mako Brimob.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seiring dinamika kasus terorisme di Indonesia, Tito menyatakan penegak hukum membutuhkan suatu tempat yang aman untuk mengurung para pelaku teroris, termasuk untuk diperiksa. Sehingga, akhirnya diputuskan di rutan yang berada dalam Mako Brimob.

"Ini terkurung memang, rutan ini berada di dalam lingkungan markas, jadi memang enggak bisa kemana-mana. Tapi, di dalam memang tidak layak. Bukan didesain maximun security yang layaknya untuk teroris," ujar pria yang pernah menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut.

Persoalan kedua, sambung Tito, adalah jumlah tahanan yang melebihi kapasitas rutan. Aksi para teroris di dalam rutan yang berlangsung sejak Selasa (8/5) malam hingga Kamis (10/5) pagi itu melibatkan 156 napi.

"Ini sebetulnya cukup untuk kira-kira, idealnya 64 orang. Maksimal 90an lah... Saya juga baru tahu sampai 155 orang di dalam itu. Jadi sangat sumpek sekali. Dan... ada juga ruang pemeriksaan di ujung yang biasa dilakukan untuk interview melakukan pemberkasan," kata Tito.


Terkait kerusuhan di Rutan Mako Brimob, sebanyak 145 napi teroris yang telah menyerah dipindahkan ke Nusakambangan, Jawa Tengah, hari ini juga. Selain itu, sebanyak 10 napi teroris masih ditahan di Mako Brimob untuk keperluan penyelidikan termasuk seorang yang terluka dan menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Saya dalam jangka panjang memikirkan untuk mencarikan tempat, nanti bekerja sama dengan Menteri Keuangan dan internal, bagaimana kita membangun tempat yang layak untuk rutan sementara penanganan terorisme. Saya paham betul teman-teman Densus 88 membutuhkan tempat itu, yang aman, yang mereka bisa memeriksa, cepat, sehingga bisa dikirimkan ke pengadilan," ujar Tito yang juga pernah memimpin Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri tersebut.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER