Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin berpendapat banyak masyarakat terutama umat Muslim Indonesia saat ini keliru memahami makna jihad.
Zaman dulu, jihad dimaknai sebagai suatu bentuk perlawanan karena Indonesia dalam kondisi dijajah Belanda.
"Kalau dulu jihad melawan Belanda, mengusir. Tapi sekarang negara ini bukan negara perang, bukan negara kafir tapi negara kesepakatan," kata Maruf Amin di Cilegon, Jumat (11/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia, lanjut Ma'ruf, merdeka atas perjuangan para pahlawan dan harus dijaga kesatuannya oleh seluruh masyarakat.
"Negara ini sudah diberikan landasannya oleh para pendiri bangsa sehingga tidak perlu berdebat lagi mencari dasar negara. Negara ini kuat sekali," tuturnya.
Oleh sebab itu, Ma'ruf menilai jihad dengan makna pengusiran dan perang dinilai sudah tak lagi sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Sudah sepakat damai. Oleh sebab itu tidak boleh ada perang lagi di Indonesia," ucap Rais Am PBNU.
Ma'ruf turut meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia bisa memaknai jihad sekarang ini dengan perubahan dalam banyak aspek seperti pendidikan dan perekonomian.
"Kita lanjutkan semangat Kiai Syamun. Tapi bukan mengangkat senjata tapi melakukan perbaikan-perbaikan," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf berada di Cilegon, Banten, bersama Presiden Joko Widodo untuk untuk menghadiri HUT ke-93 Al-Khairiyah.
(wis/pmg)