Bandung, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Gerindra
Fadli Zon menyatakan tidak akan terburu-buru memilih sosok yang akan mendampingi
Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan akan menunggu hasil Pilkada 2018.
"Pokoknya itu (cawapres) nanti waktunya sampai Agustus masih ada," kata Fadli ditemui usai menghadiri rapat akbar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Monumen Perjuangan, Bandung, Sabtu (12/5).
Fadli lalu mengatakan akan menunggu hasil
Pilkada Serentak 2018 sebelum mengumumkan cawapres, karena pilkada dinilai sebagai tolak ukur untuk memenangkan pilpres mendatang.
"Termasuk hasil pilkada ya. Kami punya waktu cukup banyak untuk menentukan siapa pendamping Pak Prabowo," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun justru menunggu pengumuman cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019 nanti.
"Sekarang yang ditanya Jokowi, suruh umumkan dulu cawapresnya siapa. Oposisi
mah gampang sehari selesai," ungkapnya.
Fadli pun menyatakan Gerindra bersama partai koalisi seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) akan berdiskusi membahas cawapres yang akan mendampingi Prabowo.
Dia menjelaskan, saat ini Gerindra sudah memenuhi proses internal melalui rapat pimpinan nasional (rapimnas) untuk memutuskan Prabowo sebagai capres.
"Sekarang yang kami lakukan adalah merajut koalisi dengan partai-partai yang selama ini punya komunikasi dan persahabatan yang baik dan bersama-sama di pilkada," ujarnya.
Hingga saat ini, Prabowo disebut sudah mengantongi 13 nama bakal cawapres, sembilan di antaranya dari PKS dan empat lainnya merupakan tokoh eksternal.
Sembilan nama dari PKS itu adalah Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Fungsionaris PKS M. Anis Matta, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Anggota DPR Tifatul Sembiring, Anggota DPR Al Muzammil Yusuf MS dan Anggota DPR Mardani Ali Sera.
(hyg)