Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar soal insiden kerusuhan di dalam Rumah Tahanan (Rutan)
Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam, membuat simpatisan
khilafah dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bergerak. Hal itu akibat keberadaan perintah untuk mengacau di sekitar rutan tersebut.
Hal ini diketahui dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap dua perempuan terduga pelaku percobaan penyerangan terhadap anggota Brimob, DSM (18) dan SNA (21) yang ditangkap petugas, pada Sabtu (12/3).
Kepada Penyidik, DSM, yang merupakan pengajar Tajwid di Pesantren Darul Ulum, Cilacap, mengaku aktif mengikuti grup percakapan media sosial Whatsapp dan Telegram yang diketahuinya mendukung khilafah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Selasa (8/5) pukul 22.00 WIB, grup Telegram 'Taaruf Hani Ali' menginformasikan soal insiden di Mako Brimob itu. Bahwa, "ikhwan-ikhwan narapidana keluar dari sel dan menyerang pihak kepolisian".
Dalam grup percakapan Whatsapp 'Diskusi Dien', DSM menyebut bahwa Ustad Abu Abdirohman, yang merupakan ikhwan dari Depok, langsung datang ke Mako Brimob dan mengabarkan bahwa situasi Mako "sepi-sepi saja".
Abu, kata dia, kemudian memerintahkan, pertama, semua Anshor Daulah bergabung dan merapat ke Depok, membantu ikhwan-ikhwan di dalam semampunya, mulai dari bantuan harta, makanan, komunikasi, dan elektronik.
Kedua, kata dia, "Untuk membuat
chaos atau rusuh di sekitar Mako Brimob Kelapa Dua."
 Napi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, menyerahkan diri, belum lama ini. ( Dok. Divisi Humas Polri) |
Pada Rabu (9/5), DSM mengaku mendapat kabar bahwa 10 anggota Densus 88/Antiteror Polri terbunuh. Ia juga mengaku mendapat video yang dibagi oleh Amaq Media yang memperlihatkan sejumlah petugas tewas.
Ia kemudian tergerak. DSM menghubungi SNA, sesama anggota grup 'Turn Back Crime', melalui Whatsapp, dan mengabarkan keberangkatannya ke Bandung. SNA, yang disebut sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, mempersilakannya. DSM, yang tiba pada Kamis (10/5), kemudian dibawa adik kelas SNA untuk menginap di sebuah tempat yang disebut sebagai 'Darud Tauhid'.
Pada Jumat (11/5), DSM dan SNA berangkat ke Depok menggunakan bus melalui terminal Leuwipanjang, Bandung. Mereka tiba di Terminal Kampung Rambutan, Sabtu (12/5) pukul 01.00 WIB. Keduanya menumpang angkutan umum dan turun di Mc Donald Kelapa Dua, Depok.
"Kami turun dari angkutan umum dan mencari mushola untuk sholat subuh dan istirahat, rencana kami akan melakukan aksi penyerangan di Mako Brimob pada malam hari," ujar dia, dalam BAP tersebut.
Namun, saat hendak memasuki musala keduanya langsung diamankan oleh petugas yang berpakaian preman dan dibawa ke kantor Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Dalam interogasi, DSM mengaku memiliki sejumlah tujuan dalam kedatangannya ke Mako Brimob. Pertama, menyusup masuk ke dalam kantor Mako Brimob untuk mencari informasi tentang keberadaan ikhwan-ikhwan dan mamastikan mereka sudah tidak berada di dalam Rutan Mako Brimob.
Kedua, apabila benar masih ada ikhwan-ikhwan di dalam rutan dirinya hendak membantu perjuangan mereka dengan menyerang aparat kepolisian sekuat tenaga.
"Dalam rangka berjuang dan berjihad di jalan Allah dan menegakan hukum Allah di Indonesia," imbuh DSM.
 Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen M. Iqbal, di Depok, beberapa waktu lalu. ( CNN Indonesia TV) |
Senada, SNA, asal Ciamis, mengaku berencana membantu para napi Mako Brimob dengan memberikan makanan agar mendapatkan tenaga untuk melakukan perlawanan. Ia bahkan mempersiapkan sebuah gunting untuk menikam petugas.
"Apabila pada saat memberikan bantuan dihalangi oleh para anggota kepolisian yang berada di Mako brimob Kelapa Dua Depok, maka saya dan DSM sudah berjaga-jaga dengan membawa gunting untuk melakukan penyerangan kepada para
thogut," cetusnya, dalam BAP terpisah.
SNA mengaku mengetahui ajaran dan berbaiat kepada ISIS sejak bergabung dengan organisasi NII KW9. Lantaran tahu organisasi itu masih setia kepada Pemerintah, ia memutuskan keluar dan mencari referensi melalui internet. Di antaranya, channel Millah Ibrahim dan Daulah.
Sementara, DSM mengenal Daulah Islamiyah dari Facebook John Tukijo dan mengenal ajaran Aman Abdurrahman, Nurdin M Top, dan Abu Bakar Baasyir dari channel Millah Ibrahim itu.
Dari internet keduanya mengetahui kalimat bait kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan menyatakan kalimat baiat atau kesetiaannya. Dari grup percakapan Whatsapp 'Turn Back Crime' keduanya berkenalan.
Sebelumnya, kepolisian membenarkan kabar penangkapan dua perempuan yang berencana mendukung perlawanan para tahanan teroris di Mako Brimob dan menyerang petugas itu. Sebuah gunting disita dari salah satunya.
"Benar. Sekarang keduanya sedang diamankan untuk pendalaman selanjutnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal, kepada wartawan, Sabtu (12/5).
(arh)