Surabaya, CNN Indonesia -- Pelaku serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya berhasil dikenali. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ternyata terduga pelakunya juga satu keluarga yang diduga merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Surabaya.
"Pelakunya satu keluarga juga, sudah teridentifikasi, empat meninggal," kata Tito dalam jumpa pers di Surabaya, Senin (14/5).
Menurut Tito, pelaku serangan bom di Mapolrestabes Surabaya menggunakan dua sepeda motor terpisah. Mereka terdiri dari pasangan suami istri dan tiga anak. Namun, kata dia, satu bocah itu terlempar dari sepeda motor saat terjadi ledakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang anak-anak terlempar, masih selamat. Saat ini ada di RS Bhayangkara," ujar Tito.
Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Machfud Arifin juga menyatakan hal yang sama dengan Tito. Menurut dia, pelaku serangan bom di Surabaya pada Minggu (13/5) kemarin dan hari ini adalah sama-sama satu keluarga. Sama halnya dengan korban ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, yang juga menewaskan satu pasang suami istri dan satu anaknya.
Menurut Tito, pelaku meledakkan bom di gerbang Mapolrestabes Surabaya karena tidak bisa menerobos penjagaan. Alhasil, empat polisi yang berjaga mengalami luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
"Mereka bagian dari kelompok yang sama. Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini," kata Tito.
Tito menyatakan, alasan kelompok JAD bergolak karena dua pimpinan mereka, yakni Aman Abdurrahman dan Zainal Anshori, ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror. Menurut dia, kelompok yang keras melawan adalah JAD Surabaya pimpinan terduga D, yang tewas dalam serangan bom bunuh diri kemarin. Istri D, PK, dan empat anaknya juga turut meninggal dalam aksi bom bunuh diri.
(ayp/asa)