Jakarta, CNN Indonesia -- Tim kampanye Pasangan calon Gubernur Jawa Barat yang diusung Gerindra dan PKS,
Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) menganggap lumrah pamer kaus
#2019GantiPresiden saat debat kedua pemilihan gubernur Jawa Barat.
Sebelumnya, pasangan Sudrajat-Syaikhu mengkampanyekan slogan serta kaos bertuliskan #2019GantiPresiden saat debat Pilkada Jabar, Senin malam (14/5).
"Tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi dalam penyampaian aspirasi tersebut, baik berdasarkan UUD 1945, peraturan perundang-undangan terkait, dan peraturan kampanye KPU," kata Ketua timses Asyik, Haru Suandhanu saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com, Selasa (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timses Asyik yakin tindakan kampanye #2019GantiPresiden merupakan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat. Hal itu, kata Haru, termasuk hak bagi setiap masyarakat yang dilindungi oleh konstitusi.
Haru mengklaim bahwa #2019GantiPresiden merupakan aspirasi sebagian masyarakat Jawa Barat. Sebagian masyarakat menurutnya menghendaki pergantian kepemimpinan nasional.
"Dan kami selaku calon pemimpin Jawa Barat wajib menyuarakannya," kata Haru.
Timses Asyik menyatakan tidak memiliki kepentingan apapun selain menyampaikan aspirasi masyarakat Jawa Barat. Timses Asyik pun mengklaim selalu berkomitmen untuk mengikuti
pilkada serentak 2018 dengan mengedepankan semangat demokrasi.
Haru meminta
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Barat untuk bersikap netral. Terutama dalam menanggapi tekanan dari pihak lain yang menganggap tindakan Sudrajat-Syaikhu melanggar peraturan.
"Bawaslu Provinsi Jawa Barat harus bertindak netral dan tidak terpengaruh berbagi tekanan yang hendak memprovokasi pelaksanaan pemilihan gubernur Jawa Barat yang aman dan damai," ucapnya.
Lebih lanjut, timses Asyik menyayangkan sikap pendukung pasangan calon lain yang tidak terima dengan tindakan Sudrajat-Syaikhu. Diketahui, debat pilkada Jawa Barat sempat diwarnai kericuhan usai Sudrajat-Syaikhu mengkampanyekan #2019GantiPresiden saat debat masih berjalan.
"Tindakan kasar yang dilakukan oleh oknum pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat lain yang bertindak mengedepankan emosi dan mengabaikan semangat demokrasi," kata Heru.
Sebelumnya, Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyampaikan jika mereka menang maka 2019 akan ganti Presiden.
"2019 kita akan ganti Presiden, Asyik menang," kata Sudrajat saat debat kedua Pilgub Jabar di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5) malam.
Tak hanya itu, Syaikhu juga membawa kaos bertuliskan #2019Ganti Presiden. Sontak kericuhan antara sesama pendukung paslon sempat membuat repot pembawa dan panitia acara debat.
(dal/gil)