Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan proses mengenai siapa calon wakil presiden untuk
Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 masih digodok bersama dengan Partai Gerindra. Hidayat juga mengklaim, hal ini makin membuat sinyal Partai Gerindra dengan
PKS tetap berkoalisi semakin kuat.
"Semuanya akan dibicarakan bersama-sama, tentu berapapun nama yang muncul itu adalah bagian dari pada dinamika yang ada," kata Hidayat di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (17/5).
Hidayat mengaku dari sembilan nama yang ditawarkan PKS sebagai bakal cawapres untuk Prabowo belum dikomunikasikan secara intensif. Meski PKS sebelumnya disebut-sebut mengultimatum Gerindra dan Prabowo agar mengumumkan nama cawapres yang disodorkan sebelum bulan puasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sebelum puasa artinya bertemu tanggal 13 Mei kemarin, bahwa kemudian ternyata Gerindra mempunyai pendapat atau kebijakan yang lain, kita memahami karena kita tidak bisa saling mendikte," kata Hidayat.
Lebih jauh Hidayat menyebut tak menutup kemungkinan Prabowo menyerahkan tiket capres untuk 2019 kepada pihak lain. Semua itu tergantung dengan dinamika ke depan.
"Tentu saya tak katakan Pak Prabowo untuk RI 2 (cawapres). Tidak sama sekali. Tapi sangat mungkin pak Prabowo bisa juga berikan mandat yang diterima dari Gerindra untuk diberikan pada calon presiden yang lain yang diyakini lebih mampu," kata Hidayat.
Sebelumnya PKS menyodorkan sembilan nama cawapres kepada Gerindra dan Prabowo untuk Pilpres 2019. Dari sembilan nama tersebut, yakni Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.
Namun sampai hari ini, Prabowo belum mendeklarasikan diri sebagai capres untuk Pilpres 2019. Dia baru sebatas menerima mandat sebagai capres dari partainya dan sejumlah pihak.
(osc/osc)