Badan Siber Pantau Akun Penyebar Paham Radikal

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Jumat, 18 Mei 2018 14:21 WIB
Masih dalam proses transisi lembaga, Badan Siber dan Sandi Negara menyebut mungkin sedang memantau akun-akun penyebar paham radikal demi mencegah aksi teror.
Djoko Setiadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), di Jakarta, beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi mengatakan pihaknya sedang mengidentifikasi akun serta grup media sosial yang menyebarkan paham radikal demi mencegah aksi teror.

"Ini mungkin dalam proses ya. Jadi saya belum bisa menjawab sekarang," ucap dia, di kantor BSSN, Jakarta, Jumat (18/5).

Djoko juga belum bisa membeberkan akun atau grup medsos apa saja yang terindikasi menyebarkan paham radikal. Dia mengatakan semuanya masih dalam tahap identifikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mudah-mudahan [teridentifikasi]," ucapnya.

Di samping itu, Djoko juga mengaku sudah mulai melakukan pemetaan terkait titik-titik yang berpotensi terjadi aksi teror. Itu dilakukan demi keamanan pelaksanaan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

"Kalau peta kan memang harus kita buat sesegera mungkin, sehingga nanti masukan ke aparat keamanan bisa mengantisipasi," katanya.

Demi mengoptimalkan pemetaan, Djoko mengatakan BSSN akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Khususnya, dengan cara membangun jaringan komunikasi antara pusat dengan daerah. Nantinya, BSSN akan dapat ikut di dalamnya.

"Tentunya menginduk ya di BSSN," kata Djoko.

Meski begitu, Djoko belum bisa menjelaskan langkah-langkah apa yang akan ditempuh BSSN untuk menanggulangi terorisme jika memang sudah menemukan indikasi.

"Tapi kan baru dibentuk ini BSSN. Baru jadi. Kami sedang menyiapkan masa transisi dari Lemsaneg jadi BSSN," dalihnya. "Nanti segera kami tunjukkan kepada bangsa ini bahwa kami sudah siap bekerja," lanjutnya.

Di tempat yang sama, Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa BSSN telah bersinergi dengan Badan Intelijen Negara dan Kepolisian. Kini, kata Tjahjo, BSSN akan mengefektifkan kerja sama dengan Kemendagri serta pemerintah daerah.

"Kan enggak mungkin Pak Djoko menjangkau semua wilayah tanpa ada komunikasi dengan kepala daerah, Kapolda. Ini yang harus kita sinkronkan dan kami sepakat," ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, kunci stabilitas nasional adalah stabilitas di daerah. Negara tidak akan aman jika daerah-daerah tidak terpantau dengan baik. Karenanya, BSSN dengan pemda-pemda akan lebih diefektifkan melalui jaringan komunikasi yang lebih optimal. Terlebih, wilayah Indonesia yang sangat luas.

"Harus dideteksi. Harus cepat dikejar siapa yang mengembangkan isu. Siapa yang membuat berita fitnah dan sebagainya. Ini negara besar," tandas Tjahjo. (arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER