Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengunggah serial kicauan di akun sosial Twitter miliknya pribadinya @SBYudhoyono, yang ditandai *SBY* Kamis (24/5). Kali ini, SBY menyinggung soal bantuan kepada rakyat miskin.
Pada awalnya, SBY bersyukur dan mendukung pemerintah
Joko Widodo-
Jusuf Kalla yang memberi bantuan finansial kepada abdi negara. Dalam hal ini, pemerintah baru saja menerbitkan aturan kenaikan tunjangan hari raya dan gaji ke-13.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut SBY, langkah pemerintah itu tepat lantaran banyak abdi negara yaitu aparatur sipil negara, TNI, Polri dan pensiunan belum mempunyai penghasilan yang besar di saat daya beli tengah menurun.
"Saya juga menyarankan Presiden Jokowi utk juga memikirkan & memberi bantuan kpd masyarakat tidak mampu & miskin di negeri ini," lanjut Presiden Indonesia keenam itu.
SBY mengungkapkan dari lawatannya ke-44 kabupaten/kota, banyak ditemui masyarakat yang mengalami kesulitan kehidupan sehari-hari karena lemahnya daya beli.
Semua pihak, kata SBY, bertanggungjawab untuk menegakkan keadilan dan menurunkan ketimpangan melalui empati serta membantu golongan miskin dan tidak mampu.
Salah satunya, kata SBY, adalah dengan memberi bantuan sosial sebagai imbas melemahnya nilai tukar rupiah, meningkatnya harga minyak dan kenaikan harga BBM.
"Saya amat mengerti jika harga BBM dinaikkan agar fiskal/APBN kita tidak jebol. Tak perlu unjuk rasa besar-besaran seperti di era saya dulu," ujar SBY.
 Presiden Joko Widodo saat menjamu Susilo Bambang Yudhoyono di Istana. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
SBY pun meminta Partai Demokrat untuk tidak menentang secara membabi buta kebijakan yang bakal dikeluarkan pemerintah, seperti yang pernah dilakukan sejumlah parpol dan pengamat ketika dia memimpin.
Mantan Menko Polhukam itu juga berharap agar pemerintah mau mengeluarkan kebijakan bantuan apapun bentuknya untuk membantu masyarakat miskin yang terdampak akibat kenaikan BBM, listrik, angkot dan sembako.
"Kalau pemerintah tak mau berikan "BLT/BLSM" era SBY, JK, Boediono, & Sri Mulyani dulu (karena dianggap salah) bisa pilih bentuk lain," kata SBY.
"Di samping pemerintah, sangat mulia jika kaum kaya & mampu berikan bantuan kpd fakir miskin & kaum dhuafa di bulan ramadhan ini," tutupnya.
Sebelumnya, SBY juga berkicau di akun Twitter miliknya. Saat itu dia menegaskan serangan teror yang terjadi beberapa pekan terakhir di beberapa daerah di Indonesia adalah nyata.
SBY menyinggung beberapa politikus yang pernah mengatakan rangkaian teror serupa, yang pernah terjadi saat rezimnya memimpin, sebagai pengalihan isu hanyalah asal bunyi alias asbun.
"Serangan teroris beberapa saat lalu nyata. Saya tak latah berkata "ini pengalihan isu", seperti tuduhan sejumlah politisi kpd saya dulu yg "ASBUN" *SBY*," tulis SBY lewat akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono, Rabu (23/5).
(dal/gil)