Jakarta, CNN Indonesia -- Pengurus
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang, Banten mengaku prihatin dengan banyaknya temuan kondom yang bertebaran di lingkungan stadion mini di Kronjo. Stadion Kronjo disebut-sebut kerap digunakan sebagai tempat berpacaran bagi remaja setempat.
"Orang tua harus peduli kegiatan anak dan dapat mendidik agar mereka memiliki ilmu dan akhlak mulia," kata Ketua MUI Kronjo, Syaebi Halimi seperti yang dilaporkan
Antara, Jumat (25/5).
Syaebi menjelaskan pergaulan remaja dalam kurun waktu belakangan ini sudah dalam batas mengkhawatirkan. Mereka berpacaran di lokasi yang gelap tanpa pengawasan orang tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah ini mencuat ketika aparat Ketertiban dan Ketentraman Kecamatan Kronjo dan pegiat lingkungan setempat menemukan sejumlah kondom bekas di stadion Mini. Lokasi itu diduga dijadikan arena mesum karena stadion yang dibangun pemerintah setempat dari APBD tahun 2017 itu belum memiliki pagar dan lampu penerangan.
Sehingga pada malam hari, di lokasi stadion yang gelap, banyak remaja yang berpacaran di tribun dan lokasi terlindung lainnya tanpa ada pihak yang mengawasi.
Camat Kronjo, Asmawi mengakui pihaknya pun mendapatkan laporan ditemukannya alat-alat kontrasepsi bekas di lokasi itu oleh petugas. Pihaknya berharap agar di stadion itu dipasang lampu penerangan dan pagar agar tidak dijadikan sebagai tempat berpacaran bagi remaja.
Pihaknya juga menunggu pelimpihan kewenangan dari Pemkab Tangerang karena selama ini ditangani Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) setempat.
"Jika kewenangan itu sudah ada, maka diupayakan agar ada petugas yang menjaga keamanan stadion," kata Asmawi.
Relawan Cegah "Asmara Subuh" di TangerangPara Relawan Cegah Maksiat (RCM) Kabupaten Tangerang, Banten, secara rutin melakukan pemantauan para remaja yang melakukan "asmara subuh" dengan cara berpacaran di atas sepeda motor dan tempat keramaian lainnya.
"Kami menyisir kegiatan remaja yang berbau maksiat tidak pernah melakukan kekerasan tapi dengan cara menegur," kata Ketua RCM Zona II Tangerang, Ismatullah seperti yang dilaporkan
Antara.
Ismatullah juga melakukan penyisiran pada lokasi rawan seperti ketika remaja yang sedang minuman keras dan melarang jika mereka membandel selalu berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menindak secara hukum. Disebutkan Ismatullah, RCM kerap melakukan penyisiran terhadap tempat keramaian, terutama bagi remaja yang berpacaran kadang berlebihan seperti duduk berpelukan di sepeda motor dan di lokasi gelap.
Ketika patroli dengan sepeda motor relawan itu mengunakan rompi bertuliskan Relawan Cegah Maksiat, tapi mereka berupaya untuk menghindari kekerasan. Demikian pula setiap akhir pekan relawan itu secara bersamaan sebanyak 50 orang tugas ronda dan berjaga di lokasi yang ditenggarai digunakan sebagai tempat mangkal wanita tuna susila.
(antara/kid)