ANALISIS

Rizieq Disebut Berpengaruh tapi Tak Ubah Peta Pilpres

DZA | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jun 2018 08:24 WIB
Pemimpin FPI Rizieq Shihab disebut tak cukup kuat untuk memenangkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019, meski dinilai berpengaruh di kalangan pengikutnya.
Pimpinan FPI Rizieq Shihab, dalam Aksi 212 di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Foto pertemuan antara Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab usai beribadah umrah tersebar di media sosial.

Pimpinan Garda 212 Ansufri Idrus Sambo tak menampik bahwa pertemuan itu membahas tentang Pemilu 2019, selain pembahasan tentang persoalan bangsa dan umat. Tak ketinggalan, akan dibahas pula soal rencana kepulangan Rizieq ke Indonesia.
Pengamat politik UIN Jakarta Ubedilah Badrun mengatakan bahwa pertemuan ini bisa dikaitkan dengan pengaruh Rizieq Shihab dalam Pilpres 2019. Menurutnya, Rizieq memiliki pengaruh besar dalam jaringan etnis dan kultur tertentu.

"Jadi memang karena identitas etnis dia [Rizieq Shihab] dari asal keluarga habaib dan punya kolektivitas dan hal itu jadi pertimbangan elite politik," kata dia saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Senin (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, komunitas habaib ini tersebar di penjuru daerah dan saling terkoneksi. Sementara, setiap habaib memiliki pengaruh yang kuat untuk 'menggiring' suara kepada pengikutnya. Alhasil, katanya, komunitas ini bisa disebut sebagai massa berbasis umat.
Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan Ketua Umum PA 212 Syamsul Maarif, saat ibadah umrah, di Mekah, beberapa waktu lalu.Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, dan Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, saat ibadah umrah, di Mekah, beberapa waktu lalu. (Dok. Istimewa)
"Dan mereka [elite politik] menyadari yang dilakukan Rizieq punya basis kultural yang kuat dan luas," tutur Ubedillah.

Selain itu, lanjutnya, pertemuan ini juga bermaksud untuk memperlihatkan koalisi yang akan dibangun untuk kepentingan umat. Tujuannya, syarat dukungan sebesar 20 persen dari kursi partai yang koalisi tercapai.

"Menunjukkan [kepada] publik ada upaya Prabowo dan Amien Rais serta Habib Rizieq membangun koalisi untuk kepentingan umat. Dan itu sah-sah saja. Karena dalam Undang-Undang Pilpres itu ada dukungan threshold sebesar 20 persen," ujar Ubedilah.

Pengaruh Berkurang

Pengamat politik dari The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengakui pengaruh yang dimiliki Rizieq sangat besar dalam gerakan Persaudaraan Alumni 212.

Ia juga melihat Rizieq sebagai figur tokoh agama yang termasuk dekat dengan pengikutnya. Kedekatan ini lah yang menjadi modal bagi Rizieq untuk memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengikutnya.
Hanya saja, kata Arya, ada sejumlah rintangan soal pengaruh Rizieq bisa berdampak pada raihan suara di Pilpres 2019.

Pertama, katanya, persentase gerakan massa dari Persaudaraan Alumni 212 tak lebih dari lima persen, atau tidak mewakili suara massa mayoritas di Indonesia.

Kedua, gerakan massa 212 tak bisa sepenuhnya dialihkan bagi keuntungan elektoral untuk calon tertentu.

"Transfer 212 ke suara poitik enggak sepenuhnya berhasil. Meskipun prefensinya banyak ke Prabowo, tapi bisa ke [capres yang] lain. Dan persentasi 212 enggak sampai 5 persen penduduk kita," kata Arya, saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Senin (4/6).

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri), Presiden PKS Sohibul Iman (tengah), dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno (kanan), di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran, Jakarta, Kamis (1/3).Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri), Presiden PKS Sohibul Iman (tengah), dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno (kanan), di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (1/3). (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Ketiga, pengaruh Rizieq yang makin berkurang usai 'mengungsi' ke luar negeri.

Ia menilai Rizieq bisa memiliki pengaruh dan peran strategis dalam peta politik pemilihan presiden 2019 karena mampu menggerakan massa, misalnya dalam Aksi 212, 2 Desember 2016.

Arya menduga hal itu membuat Amien Rais maupun Prabowo Subiyanto yakin untuk meminta pandangan dan penilaian Rizieq dalam hal kontestasi Pilpres 2019.

"Ya image Rizieq berhasil menggerakan 212, kemampuan itu yang diyakini oleh Prabowo dan Amien Rais. Tapi [kemampuan itu] sudah berkurang karena enggak memegang pengaruh penuh," jelas Arya.
Berdasarkan hasil survei Alvara Research Center pada 20 April hingga 9 Mei 2018, elektabilitas Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon Presiden stabil di angka 46 persen. Prabowo Subianto membuntuti dengan angka 27,2 persen.

Senada, hasil survei Indo Barometer, 15-22 April 2018, menunjukkan bahwa elektabilitas Joko Widodo mencapai 40,7 persen dan Prabowo Subianto 19,7 persen. (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER