Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo menaikkan
tunjangan kinerja (tukin) untuk anggota Polri-TNI sebesar 70 persen. Polisi pun berharap dengan kenaikan tunjangan ini bisa menggenjot kinerja aparat keamanan.
"Tentunya dengan mendapatkan tunjangan kinerja yang cukup, kinerja anggota juga tentunya kita juga berharap kinerja Polri secara keseluruhan naik," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Monas, Jakarta, Rabu (6/6).
Dengan naiknya tunjangan Setyo juga berharap tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan dilakukan polisi. Ditambah lagi polisi kini mengajukan kenaikan anggaran sebesar Rp44,4 triliun. Itu dimaksudkan untuk membiayai peralatan teknologi yang kini dianggap sudah usang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu untuk belanja modal untuk beli peralatan IT. IT ini kan kadang enam bulan sudah berubah,
out of date. Nah kita memerlukan peralatan yang canggih untuk melakukan penyidikan, investigasi yang
scientific," kata dia.
Selain iu, belanja modal yang direncanakan polisi adalah di bidang laboratorium dan forensik (labfor). Ia mencontohkan alat yang perlu ditambah seperti alat untuk tes DNA.
"Kira-kira beberapa tahun yang lalu kita harus tes DNA di luar negeri, hasilnya sampai tiga bulan. Sekarang tes DNA hari ini, hasilnya besok sudah keluar," ujar Setyo.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya juga berencana menambah satuan tugas Detasemen Khusus 88 Antiteror di setiap daerah di Indonesia, untuk memperkuat penanganan terorisme.
Hal itu merupakan bagian dari usulan tambahan anggaran Polri sebesar Rp44,4 triliun dari pagu indikatif 2019 sebesar Rp76,9 triliun.
(ayp/gil)