Dibekukan ITB, Organisasi Mahasiswa HATI Bantah Terkait HTI
Tiara Sutari | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jun 2018 14:14 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Hizbut Tahrir Indonesia. (AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI).
Jakarta, CNN Indonesia -- Institut Teknologi Bandung (ITB) membekukan organisasi mahasiswa Harmoni Amal dan Titian Ilmu (HATI) dengan alasan kegiatannya diduga berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun organisasi yang sudah berdiri sejak 2005 itu membantah berafiliasi dengan HTI.
Ketua HATI, Priagung Satyagama mengatakan sampai saat ini tak ada alasan jelas yang diterima organisasinya terkait pembekuan yang dilakukan oleh Lembaga Kemahasiswaan di kampus itu. Bahkan kata Priagung, pemberitahuan pembekuan itu pun disampaikan secara lisan tanpa keterangan yang jelas.
"Kami terima informasi itu secara lisan, sekitar awal tahun ini, bulan Februari, waktu itu belum ramai di media," kata Priagung kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (7/6). Mahasiswa semester lima Tehnik Informatika ITB ini menceritakan kronologi pembekuan yang diterima organisasi yang diketuainya itu. Ketika itu pihaknya bahkan baru mengetahui soal pembekuan ini saat dia akan memperpanjang status organisasi HATI secara online ke Lembaga Kemahasiswaan yang memang membawahi organisasi atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus tersebut. Saat akan mendaftar, Priagung mendapati permohonannya ditolak berkali-kali. Dia pun kemudian mendatangi pihak Lembaga Kemahasiswaan untuk menanyakan alasan penolakan tersebut.
"Ternyata dibekukan dan kata mereka karena ada tekanan dari pihak luar," kata Priagung.
Priagung pun berkali-kali menanyakan tekanan seperti apa dan dari mana yang diterima pihak kampus hingga harus membekukan organisasi yang kini diketuai olehnya. Namun pihak Lembaga Kemahasiswaan tak mau memberi keterangan lebih lanjut.
Pembekuan itu memang tak menyegel ruang sekretariat organisasi HATI yang ada di lingkungan ITB. Namun setelah dibekukan, Priagung mengaku organisasi HATI mengalami berbagai kesulitan untuk menjalankan kegiatannya yang bertajuk Tamasya Bunaken With HATI ITB yang biasanya bisa dilakukan di masjid, ruang kuliah, hingga Masjid Salman ITB.
Tamasya Bunaken sendiri merupakan akronim dari Tausiyah Magrib Isya Bareng Unit Yang Ada Di Sunken. Tamasya Bunaken ini akan mengambil tema-tema tertentu yang diakui Priagung berdekatan dengan ilmu pengetahuan dalam setiap kajiannya. "Ya misalnya kami buat kajian soal dirgantara, tapi kami sangkutkan dengan Islam," kata dia. Untuk saat ini diakui Priagung kegiatan-kegiatan itu memang tetap terlaksana. Hanya saja tak bebas dilakukan di sekitar kampus seperti dulu lagi. Jika memang harus dilakukan di kampus mereka melakukannya di ruang sekre UKM HATI yang hanya cukup menampung sepuluh orang mahasiswa saja. "Kalau yang datang banyak, kami lakukan di halaman sekretariat diam-diam," katanya. Bantah Afiliasi dengan HTI
Priagung hingga saat ini mengaku heran atas sikap pihak kampus yang telah membekukan HATI. Bahkan tuduhan-tuduhan afiliasi dengan HTI semakin membuat dia bingung lantaran yang dia akui organisasi itu tak berafiliasi dengan pihak mana pun.
"HATI itu independen, kami tak ada kerja sama dengan pihak luar," kata Priagung.
HATI memang sering mengundang pembicara dan pemateri dari luar organisasinya. Hal ini diakui Priagung dilakukan sesuai tema yang memang diangkat dalam kajian. Jika pihaknya mengambil tema terkait Dirgantara maka akan memanggil pemateri yang paham di bidang tersebut. "Tapi bukan berarti kami berafiliasi. Begini deh, kalau kami undang pembicara dari partai tertentu apa serta merta kami berafiliasi dengan partai itu, kan tidak," katanya. Dia pun menyebut pemanggilan pemateri dan pembicara hanya sebatas keilmuannya saja dan tanpa mempertimbangkan latar belakang pemateri tersebut.
"Kami tak periksa latar belakangnya, selama materi yang diajukan cocok ya kami gunakan," kata dia.
Kajian-kajian yang dilakukan oleh organisasi ini pun diakui Priagung terbuka untuk umum. Sedangkan anggotanya dibebaskan, selama dia adalah mahasiswa S1 di ITB maka diperbolehkan bergabung dalam organisasi itu.
Hal ini diakui Priagung sesuai dengan tujuan organisasi HATI yakni ingin memahamkan Islam kepada komunitas kampus di ITB dan mengopinikan Islam sebagai solusi permasalahan kehidupan.
"Kami hanya ingin menanamkan islam sebagai solusi hidup," kata dia.
Untuk saat ini Priagung dan teman-temannya di organisasi itu pun hanya bisa menuruti kemauan pihak rektorat dan Lembaga Kemahasiswan yang telah membekukan HATI. "Kami nurut saja, toh kami juga tidak bisa apa-apa. Kalau advokasi sebenarnya sudah mulai kami lakukan tapi tetap tak mengubah status pembekuan," katanya.