Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Angkatan Darat berkomentar terkait insiden penusukan anggota Kodam Jaya yang diduga dilakukan oknum anggota Brimob. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Alfret Denny Tuejeh menilai insiden ini bisa dimanfaatkan untuk mengadu domba TNI dan Polri.
TNI AD menyerahkan sepenuhnya kasus penusukkan anggota TNI ke kepolisian.
Alfret mengatakan pihaknya telah menyampaikan ke seluruh jajaran TNI AD agar bisa menyaring informasi secara cerdas dan bijak terkait kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya situasi seperti saat ini sangat mudah dimanfaatkan pihak lain untuk memprovokasi dan mengadu domba Institusi TNI dan Polri," kata Alfret melalui keterangan tertulis yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (12/6).
Seorang anggota Kodam Jaya Sersan Dua Darma Adi tewas ditusuk d
i Billiard Al Diablo, Cimanggis, Depok. Sementara satu korban lainnya Serda Nikolas mengalami luka-luka, Kamis (7/6). Tiga orang anggota Brimob sudah jadi tersangka dalam perkara ini.
Dua hari kemudian, Sabtu (9/6) dua anggota Polri menjadi korban pengeroyokan oleh oknum anggota TNI di kawasan Cijantung, Jakarta. Sementara Kodam Jaya menyebut pihak yang melakukan itu adalah kelompok orang tak dikenal.
Alfret pun berharap peristiwa di Cijantung beberapa hari lalu tidak begitu saja dikaitkan dengan insiden yang sebelumnya terjadi di Depok.
"Tidak boleh berasumsi bahwa setiap peristiwa selalu terkait, oleh karenanya semuanya harus bisa menahan diri untuk tidak berpolemik," kata lulusan Akmil 1988 ini.
Alfret mengatakan dalam menyikapi peristiwa ini, TNI AD tetap berkomitmen dan percaya akan integritas Polri dalam penanganan kasus ini. Pihaknya juga berharap peristiwa ini merupakan insiden yang terakhir.
"TNI AD telah menekankan ke seluruh jajaran agar dapat menyikapi kejadian dengan baik dan jangan mengambil langkah-langkah atau tindakan yang justru akan merugikan diri sendiri maupun Institusi," ujar Alfret.
Dia menambahkan, ke depan soliditas dan sinergitas TNI-Polri harus direalisasikan, baik ditingkat pucuk pimpinan maupun anggota. Alfret menegaskan, semua anggota harus berpikir jernih dan obyektif sehingga dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan risiko.
TNI AD menyerahkan semua permasalahan ini melalui jalur hukum yang sepatutnya. Dia menekankan semua pihak harus mampu menahan diri untuk tidak memperkeruh situasi.
(pmg/sur)