Komisi I DPR: Yahya Staquf Sakiti Palestina dan Islam

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jun 2018 08:42 WIB
Komisi I mengkritik kehadiran anggota Wantimpres Yahya Staquf di Israel sebagai pembicara. Tindakan itu dinilai merusak diplomasi Indonesia dengan Palestina.
Komisi I mengkritik kehadiran anggota Wantimpres Yahya Staquf di Israel sebagai pembicara. Tindakan itu dinilai merusak diplomasi Indonesia dengan Palestina. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menilai langkah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga petinggi PBNU Yahya Cholil Staquf untuk berbicara pada forum di Israel, telah merusak diplomasi yang selama ini terbangun antara Indonesia dengan Palestina.

"Secara langsung atau tidak langsung telah merusak jalan diplomasi Palestina yang telah ditempuh oleh Indonesia sejak lama," kata Abdul dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (13/6).

Padahal, kata dia, Indonesia baru saja terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB. Kehadiran Yahya di Israel, lanjutnya, justru membuat malu Indonesia di dunia internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, kata dia, Komisi I DPR bersama Kementerian Luar Negeri juga selalu membahas tentang diplomasi Palestina dan Indonesia untuk mendapat kepercayaan negara-negara muslim.

"Sehingga Indonesia memegang posisi penting lobi di dunia internasional. Jangan sampai kepercayaan itu hilang karena nila setitik tadi," katanya.

Politikus PKS ini menilai jabatan Yahya sebagai anggota Wantimpres tidak dapat dilepaskan, meski Yahya menyebut kehadirannya di Israel atas nama pribadi.

Yahya Staquf disebutya harus bisa menempatkan diri dalam mengambil tindakan yang terkait dengan Palestina, apalagi saat ini situasi di sana sedang memanas usai tewasnya ratusan warga dan ribuan lainnya terluka di Gaza.

Karena itu, kedatangannya ke Israel untuk menjadi pembicara dalam sebuah forum itu pun sudah mendapat respons negatif dari kelompok Fatah dan Hamas. Tindakan itu telah menyakiti Palestina dan juga dunia Islam.

"Semoga ada sikap tegas Presiden Jokowi terhadap (Yahya) Staquf. Jelas sekali (Yahya) Staquf telah menyakitkan Palestina dan Indonesia bahkan dunia Islam," kata Abdul.

Yahya Staquf, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, sekaligus Katib Aam PBNU lewat suratnya menegaskan dirinya pergi ke Israel atas nama pribadi.

"Senyatanya, saya datang ke sini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina," tulis Yahya dalam surat yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (5/6).

Dalam suratnya itu juga, Yahya menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan permusuhan dan kekerasan. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER